Menjalankan 4 Brata di kala Nyepi

Sabtu, 13 Maret 2021 - Dwi Astarini

UMAT Hindu di Indonesia memasuki tahun baru Saka 1943, Minggu (14/3). Penanggalan Saka dianut umat Hindu di Indonesia diadopsi dari India. Tahun Saka dirayakan sejak 78 Masehi. Penanggalan Saka diresmikan berbarengan dengan penobatan Raja Kaniskha dan Dinasti Kushana. Meski demikian, perayaan pergantian tahun baru Saka dengan menggelar ritual menyepi hanya dilakukan umat Hindu di Indonesia.

Di Pulau Bali, yang mayoritas warganya beragama Hindu, Hari Raya Nyepi sebagai pergantian tahun baru Saka membuat pulau cantik itu 'tidur' total selama 24 jam. Setiap orang menyepi, tidak melakukan aktivitas seperti hari-hari biasanya. Seluruh kegiatan akan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, kecuali rumah sakit. Bahkan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai akan berhenti beroperasi untuk sementara.

Baca Juga:

Barong, Karakter Mitologis Pelindung Bali

bali
Umat Hindu merayakan Nyepi dengan 4 Brata. (Foto: Pixabay/alitdesign)

Seperti dilansir Indonesia.go.id, dari sisi teologi atau filsafat agama (tatwa) umat Hindu wajib melaksanakan catur brata penyepian. Hal itu berupa 4 brata selama Hari Nyepi. Dalam Yajur Weda XIX. 30 disebutkan, saat seseorang menjalankan praktik brata (asketisme), ia bisa mencapai Diksa, yaitu penyucian diri. Dengan Diksa, seseorang akan mencapai Daksina, yaitu kehormatan. Setelah itu, lewat Daksina seseorang mencapai Sraddha, yaitu keyakinan. Pada akhirnya, melalui Sraddha, orang dapat mencapai kebenaran sejati.

Berikut 4 brata yang dijalankan umat Hindu di kala Nyepi.

1. Amati Karya

bali
Tidak ada kegiatan apapun selama Hari Raya Nyepi. (Foto: Pixabay/IppikiOokami)

Di saat merayakan Nyepi, seluruh masyarakat tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas bekerja dalam bentuk apa pun. Bahkan wisatawan yang tengah berkunjung ke Bali saat Nyepi tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas apa pun di luar rumah seperti melancong. Hal itu untuk memberikan waktu perenungan dan mengintospeksi diri seseorang atas kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat selama ini.

2. Amati Geni

obor
Tidak diperbolehkan menyalakan api. (Foto: Pexels/Kelly Lacy)

Selama Nyepi, seluruh umat Hindu tidak diperbolehkan untuk menyalakan api atau lampu di sekitarnya. Secara filosofi, tidak boleh menyalakan api bukan sekadar berdiam dalam kegelapan. Amati geni lebih dimaknai kepada api yang ada dalam diri seseorang, seperti amarah, perasaan iri, hingga pikiran yang tidak baik.

Baca Juga:

Perjalanan Panjang Pie Susu Hingga Menjadi Buah Tangan Khas Bali

3. Amati Lelungan

bali
Umat Hindu tidak bepergian selama Hari Raya Nyepi. (Foto: Pixabay/astama81)

Umat Hindu tidak bepergian atau melancong di Hari Nyepi. Dengan orang-orang tidak bepergian, alam akan beristirahat sejenak dari gangguan yang ditimbulkan oleh manusia. Contohnya, alam akan terhindar dari asap polusi kendaraan yang biasanya memenuhi jalan raya. Amati lelungan juga menjadi simbolis permohonan maaf manusia terhadap Bumi.

4. Amati Lelangon

bali
Tidak boleh bersenang-senang selama Nyepi. (Foto: Pexels/Valeriia Miller)

Selain bepergian, umat Hindu juga tidak diperbolehkan bersenang-senang selama Nyepi. Ketika Nyepi, seluruh masyarakat harus dapat melepaskan kesenangan demi pemusatan pikiran kepada Ida Sang Hyang Widhi. Diyakini, kesenangan akan melenakan seseorang sehingga lupa kepada Tuhan. (kna)

Baca Juga:

'First Timer' ke Bali Starter Pack

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan