Menilik Produk Sepatu Kulit Lokal Buatan Industri Rumahan di Jakarta
Jumat, 31 Januari 2025 -
Merahputih.com - Pekerja mengerjakan sebuah sepatu kulit saat produksi di UMKM rumahan sepatu kulit Flavio Boston di kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Jum'at (31/1/2025).
Pabrik dari jenama sepatu kulit Flavio & Boston itu sudah berdiri sejak tahun 1970-an. Di tengah gempuran sepatu impor dan pabrikan, pabrik rumahan itu tetap bertahan. UMKM rumahan ini memiliki model sepatu yang kekinian dan anak muda banget.
Mengintip produksi sepatu kulit industri rumahan Flavio & Boston menerapkan beberapa tahap saat produksi sepatu kulit mulai dari pemilihan bahan kulit hingga tahap finishing. Dalam tahapan produksi UMKM rumahan ini memilih kulit yang digunakan biasanya dari sapi, kambing, atau domba.
Kemudian proses penyamakan (tanning) agar tahan lama dan tidak cepat rusak. Sepatu Flavio & Boston memiliki berbagai metode penyamakan diantaranya penyamakan dengan bahan kimia atau vegetasi (tannins dari tanaman).
Bagian-bagian kulit yang sudah dipotong dijahit bersama. UMKM rumahan menjahit secara manual tergantung pada kualitas dan tipe sepatu. Flavio & Boston meperhatikan detail jahitan yang rapi agar kekuatan sepatu dan tampilan akhir produk tetap terjaga.
Diakhir produksi sepatu kulit akan dipasang pada bentuk kaki untuk memberikan struktur dan bentuk yang sesuai dengan ukuran kaki. Proses ini biasanya melibatkan pemanasan kulit supaya bisa mengikuti bentuk kaki yang baik.
Flavio & Boston memakai Sol sepatu dari berbagai bahan (karet, kulit, atau material sintetis). Untuk tahap finishing akan memperhatikan kualitas, pemberian lapisan pelindung (misalnya, untuk memberi kilap atau ketahanan terhadap air), dan pengecatan atau pewarnaan kulit agar tampak rapi dan menarik khas Flavio & Boston.
Pabrik sepatu kulit Flavio Boston kini mempekerjakan 12 pekerja dari warga sekitar Pulo gadung, Jakarta Timur. Dalam sehari UMKM rumahan inimampu memproduksi kurang lebih 100 pasang sepatu kulit. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu yang dipasarkan melalui marketplace dan toko offline di Jakarta. (MP/Didik Setiawan).