Mengenal Operasi Hybrid, Tindakan Pengobatan untuk Kesehatan Jantung
Kamis, 11 Februari 2021 -
HEARTOLOGY Cardiovascular Center memperkenalkan layanan Operasi Hybrid. Heartology Cardiovascular Center mampu melakukan Operasi Hybrid yang pertama di Indonesia dengan teknologi canggih dan tim dokter berpengalaman dan rekam jejak yang telah terbukti baik.
Pada media gathering yang digelar via Zoom Rabu (10/2), dr. Dicky Aligheri SpBTKV, yang juga memimpin pembedahan pada operasi hybrid, ingin mengedukasi masyarakat agar lebih awal mewaspadai penyakit jantung, serta memahami faktor-faktor penyebab penyakit jantung.
Baca Juga:
Grid 3D Mapping System, Tindakan Canggih untuk Atasi Gangguan Jantung Aritmia

Tim Dokter menggambarkan, ada seorang pasien, perempuan, usia 68, datang dengan keluhan nyeri dada, sesak napas dan memiliki riwayat stroke. Hasil CT-scan menunjukkan, kombinasi diseksi aorta dengan robekan dari pangkal aorta jantung hingga ke aorta di perut.
Hasil diskusi tim Dokter Heartology yang terdiri dari Dokter Jantung dan Bedah Jantung, diputuskan untuk melakukan Operasi Hybrid. Terkait dengan hal tersebut dr. Dicky menjelaskan bahwa ada tiga prosedur yang perlu dilakukan.
"Pertama Total Arch Replacement, kedua Elephant Trunk, dan yang ketiga Thoracic Endovascular Aortic Repair (TEVAR)," tutur Dr. Dicky.
Dalam operasi hybrid, ada sejumlah alat canggih yang diperlukan, serta strategi khusus yang sebagian tidak dilakukan pada operasi jantung umumnya.
Baca Juga:

Dr. Dicky menjelaskan, ruang operasi hybrid yang memungkinkan dilakukannya ialah tindakan diagnostik, intervensi, serta pembedahan pada saat yang sama. Ruang operasi ini dilengkapi dengan mesin GE Discovery IGS 7, yang dilengkapi dengan robotic gantry, untuk memudahkan transisi antara imaging dan bedah, bebas suspensi di langit-langit sehingga mengurangi sumber kontaminasi.
Selain itu, ada Heart lung machine, yang berfungsi sebagai pengganti jantung dan paru saat jantung dan paru pasien dihentikan. Sementara itu, terkait strategi khusus pada operasi hybrid, tim Heartology menggunakan strategi hipotermic arrest, suhu tubuh diturunkan hingga 23 derajat celsius. Kemudian untuk strategi circulatory arrest, seluruh aliran darah dihentikan.
Selanjutnya, pada strategi selective perfusion, pasien diberikan aliran darah tambahan untuk mencegah kerusakan organ saat aliran darah dihentikan.
"Teknologi dan strategi ini memerlukan beberapa monitoring saat operasi yang juga sangat jarang dilakukan pada operasi jantung lain, seperti halnya dual artery line, temperature monitoring, nirs (saturasi otak), dan monitoring kompleks lainnya," Jelas dr. Dicky.
Menurutnya dia, ada sejumlah manfaat operasi hybrid bagi pasien. Dari mulai keamanan dan hasil klinis yang lebih baik, mencegah penundaan tindakan , pemulihan lebih cepat, hingga efektivitas biaya. (Ryn)
Baca Juga: