Mengenal Glaukoma, Penyakit Mata yang Bisa Sebabkan Kebutaan
Selasa, 23 Juli 2024 -
MERAHPUTIH.COM - DATA WHO pada 2010 menyebut setidaknya ada 3,2 juta orang yang mengalami kebutaan akibat glaukoma. Penyakit mata ini jadi penyebab kebutaan terbesar kedua setelah katarak.
Sering kali glaukoma menyerang penglihatan seseorang tanpa gejala di tahap awalnya sehingga acap terabaikan dan menyebabkan kerusakan permanen pada mata. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala gangguan mata ini. Glaukoma merupakan kelompok penyakit mata yang merusak saraf optik dan merupakan penyebab utama kebutaan pada orang berusia di atas 60 tahun.
Adanya cairan ekstra di dalam bola mata menyebabkan tekanan pada bola mata semakin meningkat sehingga merusak saraf optik mata. “Saraf optik bertanggung jawab mengirimkan sinyal dari mata ke otak. Jika saraf optik rusak, itu dapat menyebabkan gangguan penglihatan,” jelas Dr Maria Magdalena Purba, SpM, dokter mata dari KMN EyeCare, dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com.
Mata menghasilkan cairan mata (humor aqueous) dan dikeluarkan melalui suatu area yang disebut sudut drainase sehingga menjaga tekanan di dalam bola mata tetap stabil. Peningkatan tekanan cairan dalam bola mata terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah produksi cairan mata dan jumlah yang dibuang.
Apabila sudut drainase tidak berfungsi dengan baik, itu akan membuat cairan mata menumpuk dan tekanan di dalam mata terus meningkat. Lama kelamaan, situasi seperti ini akan merusak saraf optik.
Baca juga:
Saraf optik terbuat dari lebih dari satu juta serabut saraf kecil. Ibarat kabel listrik yang terdiri dari banyak kabel kecil, ketika serabut saraf ini mati, akan muncul titik buta pada penglihatan dan menyebabkan penurunan lapang pandang.
Seseorang mungkin tidak menyadari titik buta ini sampai sebagian besar serabut saraf optik mati sehingga lebih lanjut dapat terjadi kebutaan.
Tekanan bola mata normal seharusnya tidak lebih dari 20 mmHg, tapi pada penderita glaukoma, tekanan dapat berada di atas angka tersebut. Penyakit hipertensi dan diabetes melitus menjadi penyebab utama seseorang bisa terkena risiko glaukoma. Meskipun glaukoma dapat memengaruhi siapa saja, ada kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggi. Berikut faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena glaukoma:
•Berusia di atas 40 tahun
•Memiliki anggota keluarga yang menderita glaukoma
•Ras keturunan Asia dan Afrika
•Memiliki tekanan mata yang tinggi
•Menderita rabun jauh (miopia)
•Mengalami cedera mata
•Menggunakan obat steroid jangka panjang
•Memiliki kornea yang tipis di bagian tengahnya
•Mengalami penipisan saraf optik
•Memiliki riwayat penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi.
Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena glaukoma. Meski begitu, glaukoma dapat memengaruhi siapa saja, termasuk yang tidak memiliki faktor risiko tersebut.
"Pemeriksaan mata rutin dan konsultasi dengan profesional kesehatan mata sangat penting untuk deteksi dini dan pengelolaan glaukoma. Semakin dini glaukoma terdeteksi, semakin baik peluang untuk mencegah kerusakan penglihatan yang permanen," tutup Maria(*)
Baca juga:
Kemenkes: Glaukoma Penyebab Kedua Kebutaan di Indonesia setelah Katarak