Mengenal Bom Vakum, Teknologi Perang Penghancur Kota
Rabu, 02 Maret 2022 -
RUSIA dituduh berencana menggunakan senjata termobarik yang juga dikenal sebagai bom vakum dalam invasi mereka ke Ukraina. Langkah itu kontroversial karena bom itu jauh lebih dahsyat daripada bahan peledak konvensional dengan ukuran yang sama. Senjata itu memiliki dampak yang mengerikan kepada siapa pun yang terperangkap dalam radius ledakannya.
Bom vakum, juga disebut bom aerosol atau bahan peledak udara bahan bakar, terdiri dari wadah bahan bakar dengan dua bahan peledak terpisah. Bom itu dapat diluncurkan sebagai roket atau dijatuhkan sebagai bom dari pesawat. Ketika mencapai targetnya, muatan ledakan pertama membuka wadah dan menyebarkan campuran bahan bakar secara luas sebagai awan.
BACA JUGA:
Mengenal Pasukan Chechnya yang Mendukung Invasi Rusia ke Ukraina
Awan itu dapat menembus bukaan bangunan atau pertahanan apa pun yang tidak sepenuhnya tertutup. Muatan kedua kemudian meledakkan awan, menghasilkan bola api besar, gelombang ledakan besar, dan ruang hampa yang menyedot semua oksigen di sekitarnya. Senjata tersebut dapat menghancurkan bangunan yang diperkuat, peralatan berat, dan membunuh atau melukai orang.
Bom itu digunakan untuk berbagai tujuan dan memiliki berbagai ukuran. Ada yang berbentuk senjata untuk digunakan tentara individu seperti granat dan peluncur roket genggam. Versi peluncuran udara besar juga telah dirancang, khusus untuk membunuh orang-orang yang berlindung di gua dan terowongan yang rumit. Efek senjata ini paling parah di ruang tertutup.

Pada 2007, Rusia menguji senjata termobarik terbesarnya yang disebut 'father of all bombs'. Senjata itu menciptakan ledakan yang setara dengan bom konvensional seberat 44 ton, menjadikannya alat peledak nonnuklir terbesar di dunia.
Mengingat dampaknya yang menghancurkan, dan kegunaannya terhadap lawan yang bertahan dengan menggali bangunan atau bungker, bom vakum terutama digunakan di lingkungan perkotaan.
Mengetahui tentang cara kerja bom vakum menjadi penting mengingat perkembangan lapangan di Ukraina. Saat ini, pasukan Rusia mencoba untuk menguasai Kota Kiev dan kota-kota utama lain di wilayah timur negara itu.
Penggunaannya di Ukraina

Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat Oksana Markarova menuduh Rusia menggunakan bom vakum selama invasi mereka. Namun, belum ada konfirmasi resmi atas klaim tersebut. Ada juga laporan penampakan peluncur roket termobarik di Ukraina selama beberapa hari terakhir.
Tidak ada undang-undang internasional yang secara khusus melarang penggunaannya. Namun, jika suatu negara menggunakannya untuk menargetkan penduduk sipil di daerah yang dibangun, seperti sekolah atau rumah sakit, negara tersebut dapat dihukum karena kejahatan perang di bawah Konvensi Den Haag tahun 1899 dan 1907.
Jaksa International Criminal Court Karim Khan mengatakan pengadilannya akan menyelidiki kemungkinan kejahatan perang di Ukraina.
Amunisi termobarik dapat ditelusuri kembali ke Perang Dunia Kedua, ketika bom tersebut awalnya digunakan tentara Jerman. Mereka tidak dikembangkan secara luas sampai 1960-an, ketika AS menggunakannya di Vietnam.
AS juga menggunakan bom ini pada 2001 untuk mencoba menghancurkan pasukan al-Qaeda yang bersembunyi di gua-gua pegunungan Tora Bora di Afghanistan. Rusia menggunakannya dalam perangnya di Chechnya pada 1999 dan dikutuk Human Rights Watch karena melakukannya. Senjata termobarik buatan Rusia juga dilaporkan digunakan dalam perang saudara Suriah oleh rezim Bashar al-Assad.(aru)