Mengenal 'Betabeq': Ritual Tolak Bala Pemprov NTB Sebelum Gelaran MotoGP Indonesia 2025

Rabu, 01 Oktober 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menggelar ritual adat betabeq (tolak bala) demi kelancaran ajang bergengsi Kejuaraan Dunia Balap Motor MotoGP 2025 di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, 3 hingga 5 Oktober.

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menekankan pentingnya ritual ini. Ia menyatakan bahwa setiap ingin menyelenggarakan sebuah acara harus ada restu, doa, dan dukungan masyarakat dan lingkungan.

"Itu kunci kesuksesan acara yang ingin kami bangun," jelas Lalu dikutip Antara, Rabu (1/10).

Baca juga:

Data & Fakta MotoGP Indonesia: 3 Juara Berbeda, Marc Marquez Belum Pernah Naik Podium di Mandalika

Ritual betabeq sendiri merupakan tradisi Suku Sasak di Pulau Lombok. Melalui ritual ini, masyarakat memanjatkan doa kepada Tuhan, sekaligus meminta izin serta restu kepada penduduk lokal dan para leluhur sebelum mengadakan kegiatan berskala besar.

Pelaksanaan betabeq tak hanya bertujuan spiritual, tetapi juga sebagai sarana mengenalkan kearifan lokal ke mata dunia. Ritual ini kini menjadi bagian integral dari setiap kegiatan besar di NTB, termasuk saat menyambut kedatangan para pembalap MotoGP 2025 di Lombok.

Pemprov NTB berencana untuk mengemas ritual betabeq dalam acara besar berikutnya agar terasa lebih sakral dan memicu rasa keterlibatan yang lebih mendalam dari penduduk lokal.

Iqbal juga menuturkan bahwa para pembalap disambut dengan ritual doa, atau di-sembek, untuk kelancaran kegiatan mereka.

"Saat pembalap datang mereka di-sembek, didoakan, agar lancar dalam berkegiatan di sini dan sekarang kami adakan pula ritual betabeq," ujarnya.

Tokoh adat Suku Sasak, Lalu Muhammad Putria (dikenal sebagai Raja Siledendeng Lombok), menjelaskan bahwa betabeq dalam Bahasa Indonesia berarti "permisi".

Menurutnya, ritual ini wajib dilaksanakan sebagai wujud permohonan izin kepada tuan rumah dan bentuk penghargaan kepada masyarakat setempat, sesuai tradisi Suku Sasak.

"Nurge agung sinampure jelas artinya memohon izin kepada masyarakat, dalam hal ini Lombok sebagai tuan rumah," kata Putria.

Baca juga:

Patah Tulang Selangka dan Absen di MotoGP Indonesia 2025, Jorge Martin Dihadapkan Sidang Disiplin FIM Terkait Insiden dengan Marco Bezzecchi

Ajang MotoGP 2025 di Mandalika dijadwalkan berlangsung pada 3 hingga 5 Oktober 2025. Gelaran ini mencakup sesi latihan bebas (Free Practice 1 & 2), babak kualifikasi, Sprint Race MotoGP, serta balapan utama untuk kelas Moto3, Moto2, dan MotoGP.

Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) sebagai pengelola Sirkuit Mandalika menargetkan penonton mencapai 121.000 orang.

Direktur Operasional ITDC, Troy Warokka, menegaskan bahwa gelaran MotoGP harus memberikan dampak positif yang luas, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya, bagi masyarakat.

ITDC berkomitmen memanfaatkan ajang balapan dunia seperti MotoGP untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal NTB ke seluruh dunia.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan