Melihat Cara Kerja Fuel Cell Electric Vehicle dari Toyota

Selasa, 23 Januari 2024 - Ananda Dimas Prasetya

MerahPutih.com - Mirai menjadi salah satu inovasi mobil terbaru dari Toyota yang menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar atau fuel cell electric vehicle (FCEV). Toyota Mirai telah diperkenalkan di fasilitas pembelajaran elektrifikasi xEV Center dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Karawang sejak pertengahan 2023.

Alih-alih menggunakan kombinasi mesin dan baterai seperti pada kendaraan hybrid, Toyota Mirai memanfaatkan fuel cell sebagai bahan penggerak mesin.

"Mobil ini punya salah satu platform untuk me-generate listrik melalui stack. Jadi hidrogen itu akan di-generate sehingga bisa menghasilkan listrik dan ujungnya dia akan keluar air," jelas Toyota xEV Center presenter Nathasya Natalia dilansi Antara, Selasa (23/1).

Baca juga:

Toyota Siapkan Mobil Balap Hidrogen untuk Le Mans 24 Hours

Ketika Toyota Mirai dibawa pada kecepatan rendah, misalnya 30 km/jam, maka energi yang didapatkan berasal dari baterainya.

"Jadi kalau awal-awal berkendara makinlah kecepatannya normal 50-60 km/jam, ada energi yang dialirkan ke baterai untuk mengisi ulang baterai, sementara mobil tetap bekerja menggunakan energi yang dihasilkan dari hidrogen," kata Nathasya.

"Sama seperti hybrid, keduanya (listrik dan hidrogen) akan menyuplai tenaga, karena dia butuh akselarasi penuh jadi baik dari stack-nya dan dari baterai akan menyuplai sehingga dia bisa akselarasi penuh atau ngebut," imbuhnya.

Baca juga:

Perhatikan Hal Ini saat Kendarai Mobil Listrik dalam Kondisi Hujan

Di sisi lain, General Manager Engineering Management Divison TMMIN Irwin Tristanto membahas mengenai perilaku berkendara khususnya mobil listrik. Ia menekankan pengendara kini perlu merencanakan perjalanan dengan lebih matang termasuk memprediksi jarak dan daya baterai.

"Mau ke mana, berapa km dan reduce berapa persen (baterainya). Jadi saat ini harus benar-benar terencana di mana bisa nge-charge, jangan sampai sudah 20 persen baru cari charger-an. Memang dianjurkan, mendekati 20 persen itu sudah mulai mencari stasiun pengisian," jelas Irwin.

Hal ini relatif berbeda dengan kendaraan konvensional berbahan bakar minyak, yang sudah ditunjang dari ketersediaan tempat pengisian bahan bakar cukup memadai.

Selain itu, pengetahuan tentang baterai juga perlu dimiliki pengendara mobil listrik demi menghindari kekhawatiran semacam munculnya percikan api dari baterai. (*)

Baca juga:

Derek, Pertolongan Pertama saat Mobil Listrik Mogok

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan