Megawati Dukung Pemerintah Angkat Bidan PTT Jadi PNS
Senin, 07 Mei 2018 -
Merahputih.com - Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Soekarnoputri mendukung pemerintahan Jokowi-JK mengangkat Bidan dan Dokter yang bersatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hal ini disampaikan Megawati terkait Hari Bidan Internasional atau International Midwives' Day (IMD) yang diperingati setiap 5 Mei.
Ketua Umum DPP PDIP ini mengatakan, bidan merupakan Srikandi perkasa, yang memiliki peran luar biasa dalam kehidupan, khususnya di bidang kesehatan. Para bidan membantu kelahiran di seluruh Indonesia. Setidaknya terdapat 60 persen dari jumlah ibu yang proses persalinan dibantu oleh bidan.
"Mereka bertugas hingga desa-desa terpencil dan sangat terpencil. Sudah semestinya pemerintah juga memperhatikan nasib para bidan. Salah satunya, status kerja yang pasti bagi mereka yang menjadi ujung tombak kesehatan," kata Mega dalam siaran pers yang diterima, Minggu (6/5).
Mega mengapresiasi dan berterima kasih atas langkah Pemerintah Jokowi-JK, khususnya Menteri Kesehatan RI yang telah mengangkat 39.000 ribu Bidan dan Dokter yang bersatus PTT (Pegawai Tidak Tetap) SK Kemenkes menjadi PNS pada 21 Februari 2017. Namun demikian, katanya, masih terdapat 4.153 Bidan dan Dokter PTT Kemenkes yang Belum mendapat kepastian ditambah 68 dokter umum dan dokter gigi. Mega mengaku mendapat informasi, ribuan bidan itu tidak diangkat menjadi PNS karena usia mereka sudah di atas 35 tahun.

"Di berbagai kesempatan saya selalu katakan, mereka “tua” dalam pengabdian. Pengangkatan menjadi Pegawai Tetap Negara untuk profesi-profesi Pekerja Pelayan Publik harus memperhitungkan pula pengabdian dan kebutuhan negara atas kehadiran mereka yang menjadi garda terdepan dijalankannya program-program Pemerintah. Di hari Bidan Internasional ini, saya nyatakan mendukung Pemerintah Jokowi-JK untuk mengangkat tenaga kesehatan, termasuk para Bidan berusia 35 tahun ke atas untuk menjadi PNS," tegasnya.
Dikatakan, Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Indonesia memang mengalami penurunan. Tahun 2015, tercatat 4999 orang/1000 kelahiran. Tahun 2016, sejumlah 4912/1000 kelahiran. Tahun 2017, menjadi 1712/1000 kelahiran. Dengan demikian, rata-rata sekitar 305 ibu meninggal dari setiap 100 ribu kelahiran setiap tahunnya, padahal target MDGs minimal 102 per 100 ribu kelahiran. Ditegaskan, memperjuangkan AKI tidak dapat dipisahkan dengan perbaikan nasib para bidan itu sendiri. Salah satunya adalah status kerja yang pasti bagi mereka yang menjadi ujung tombak kesehatan.

"Saya percaya, kualitas kerja yang optimal dari Pekerja Pelayan Publik, termasuk di Bidang Kesehatan, lahir dari sistem yang berkeadilan. Untuk anak-anakku tercinta, Bidan di seluruh Indonesia, selamat Hari Bidan Internasional. Teruslah bekerja dengan semangat pengabdian bagi negara," katanya.
Mega memaparkan, Hari Bidan Sedunia diperingati untuk menghormati jasa para bidan yang pada tahun 1987 mengadakan International Confederation of Midwives (ICM) Conference di Belanda. Misi dari ICM itu sendiri adalah mengakomodasi aspirasi bidan di seluruh dunia dalam perjuangan membantu persalinan, menyelamatkan ibu melahirkan dan bayi yang dilahirkan, di mana pun mereka berada.
Dunia mengakui perjuangan para Bidan dalam membantu menyelamatkan ibu melahirkan dan bayinya, serta memberikan pendampingan kesehatan ibu pasca melahirkan dan balita. Profesi Bidan sangat penting dalam keberlangsungan hidup umat manusia. Sehingga pada Hari Bidan Internasional 2018, dunia menetapkan tema: "Midwives leading the way with quality care”. (pon)