Manuver Menteri Rini Gadaikan BUMN ke Tiongkok Bikin Gerah

Selasa, 22 September 2015 - Bahaudin Marcopolo

MerahPutih Politik - Keputusan menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menggadaikan tiba bank milik pemerintah ke pemerintah Tiongkok terus menuai kritik tajam.

Mulai dari politikus, penggiat demokrasi, analis politik ramai-ramai mengkritisi kebijakan Menteri BUMN. Bahkan sejumlah pihak mengaku khawatir jika tiga BUMN milik negera akan jatuh dalam pelukan asing, sama seperti kasus Indosat yang kini dikuasai pihak asing.

Politikus PDIP Masinton Pasaribu sangat geram dengan keputusan Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Betapa tidak keputusan menggadaikan tiga BUMN milik negara ke China sama sekali tidak melalui persetujuan DPR RI.

"Emangnya BUMN milik Rini apa?," kata Masinton kepada Merahputih.com, Selasa (22/9).

Anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jakarta II melanjutkan bahwa BUMN adalah aset negara yang harus digunakan untuk kemamkuran rakyat dan pembangunan bangsa.

Masinton sendiri mengaku sangat tidak sepakat dengan sepak terjang yang dilakukan Menteri Rini.

"Ya enggaklah siapa yang setuju kalau BUMN digadaikan," demikian Masinton.

Di tepi lain analis politik Gandhi Sentra Politik (Gaspol) Indonesia Virgandhi Prayudantoro menjelaskan sepak terjang yang dilakukan Menteri Rini membuat khawatir. Sebab jika ketiga BUMN tersebut tidak mampu membayar utang, secara otomatis ketiga perusahaan pelat merah itu akan jatuh dalam genggangan asing.

"Jangan memberikan celah kepada asing untuk merebutnya. Sebab BUMN adalah pondasi perekonomian Indonesia," katanya beberapa waktu silam.

Ia melanjutkan seharusnya pemerintah belajar dari kesalahan masa lampau. Sudah cukup Indosat dan PT BCA dikuasai oleh asing. Dengan berkaca pada masa silam kesalahan serupa diharapkan tidak terjadi kembali.

"Jangan terlalu membuka lebar dengan keras asing," tandasnya.

Diberitakan Merahputih.com sebelumnya menteri BUMN Rini Soemarno menggadaikan tiga bank BUMN kepada Bank Pembangunan Dhina (China Development Bank/CDB) senilai 3 Miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp42 triliun. Ketiga bank yang digadaikan adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Ketiga bank milik pemerintah digadaikan untuk membiayai proyek pembangunan infrastruktur dalam negeri. Tiap bank menerima utang 1 miliar dolar Amerika Serikat dalam jangka waktu 10 tahun. Sebanyak 30 % dana dari tersebut akan diterima dalam mata uang Yuan dan sisanya dalam bentuk dolar Amerika Serikat.

Penandatanganan kesepakatan pinjaman dilakukan oleh Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, dan Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni, serta President of China Development Bank Zheng Zhijie yang disaksikan Menteri BUMN Rini Sumarno dan Minister/Chairman of National Development and Reform Comittee Xu Shaoshi di Beijing, China, Rabu (16/9).

Sebelumnya pada pertengahan tahun 2015, politikus Partai Gerindra Bambang Haryo juga gerah dengan ulah Menteri Rini yang menyetujui perjanjian kerjasama bantuan dari China kepada sejumlah BUMN di Indonesia. Hasil kesepakatan tersebut adalah Tiongkok akan mengucurkan bantuan senilai 40 miliar dolar Amerika Serikat atau setera dengan Rp520 triliun. Kucuran dana itu akan diberikan bertahap.

"Inilah bukti bahwa pemerintahan Jokowi tidak memberikan solusi terbaik untuk rakyat Indonesia, tetapi malah menjerumuskan untuk terus menjual aset-aset BUMN yang kita punya kepada pihak asing, Kami dari Partai Gerindra secara tegas akan menentang sekeras mungkin tindakan arogan ini bila aset BUMN nantinya dikuasai oleh asing," kata Bambang beberapa waktu silam.

BACA JUGA:

  1. Menteri Rini Gadaikan 3 BUMN ke China, Politikus PDIP Ngamuk
  2. Ini Penyebab Indonesia Terpengaruh Perekonomian Global
  3. Aneh, Ada BUMN Perkebunan Berinvestasi di Sektor Perkeretaapian
  4. Menteri BUMN Rini Soemarno Tegaskan Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Perlu

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan