Makna Motif Batik Kawung di Kolaborasi Hyundai dengan Gibran
Selasa, 13 Juni 2023 -
WALI Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dikabarkan menggunakan batik kawung khas Solo dalam kolaborasi bersama Hyundai. Kolaborasi ini dilakukan dalam rangka memeringati 50 tahun hubungan diplomasi Indonesia-Korea Selatan.
Gibran diketahui pergi ke Negeri Ginseng itu pada minggu lalu. Ia mengatakan acara tersebut rencananya akan dilaksanakan pada September 2023.
"Launching mobil Hyundai bermotif batik akan dilakukan pada Agustus 2023. Sudah ketemu pemimpin Hyundai semua, sudah oke semua, desainnya ada batiknya. Bagus banget," kata Gibran dilansir ANTARA.
"Waktu saya di Korea kami putuskan motifnya adalah batik kawung untuk dijadikan desain Hyundai Ioniq 5," lanjutnya.
Motif batik kawung berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan merupakan salah satu motif kuno yang sekarang termasuk paling populer digunakan dan menyebar ke berbagai tempat.
Baca Juga:

Awalnya, motif kawung tidak bisa digunakan oleh sembarang orang dan hanya dikhususkan bagi keluarga bangsawan serta pejabat-pejabat di keraton. Karena itu, batik kawung termasuk motif larangan. Namun, seiring berjalannya waktu, kini siapa saja bisa dan boleh mengenakannya.
Ciri khas batik kawung adalah bentuk bulatan oval dengan titik kecil di dalamnya. Motif batik kawung ini juga sarat makna, loh. Motif batik kawung diilhami oleh bentuk buah aren yang lazim disebut kolang-kaling. Pohon kolang-kaling memiliki manfaat pada semua bagiannya : akar, buah, batang, dan daun.
Pohon ini memerlukan waktu lama untuk tumbuh sebelum bisa memberikan manfaat. Pertumbuhan itu dimulai dari biji yang digambarkan sebagai titik kecil di dalam bulatan. Pertumbuhan mensyaratkan kesabaran. Dalam kesabaran tersemat harapan.
"Makna simbol biji dapat dikaitkan dengan penggunaan motif kawung yang memberi harapan pada yang memakai akan suatu berkah tentang kesuburan," terang Sarwono dalam "Motif Kawung sebagai Simbolisme Busana Para Abdi dalam Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta", tersua di Harmonia, Volume VI Nomor 2, Mei-Agustus 2005.
Baca juga:

Bulatan dalam batik kawung mengarah ke empat penjuru melambangkan konsep papat kiblat limo pancer. Artinya empat mata angin dan lima pusat. Arah barat bermakna ketidakberuntungan karena arah terbenamnya matahari. Arah timur bermakna sumber segala kehidupan karena arah terbitnya matahari.
Batik kawung juga sudah merambah ke luar negeri dan berkembang menjadi tiga motif besar. Pertama, kawung picis. Disebut demikian karena motif ini memiliki ciri khas berupa empat buah bulatan dengan dua buah titik segi empat yang kemudian diberi batas garis silang. Selain itu, susunan bentuk kawung picis juga menyerupai mata uang 10 sen.
Kedua, kawung bribil. Motif ini dibuat dalam bentuk lebih besar dibandingkan dengan kawung picis. Bentuk bulatan yang terdapat dalam batik pucus juga terlihat lebih simetris dan juga tertata.
Ketiga, kawung sen. Bentuknya bulat lonjong dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan kawung bribil dan juga kawung picis. Sesuai namanya, kawung sen mirip seperti koin 1 sen pada era kolonial.
Seringkali mata uang sen digunakan sebagai salah satu hal yang ditebarkan di sepanjang jalan sebagai pengiring jenazah. Pada akhirnya kain batik kawung sen digunakan sebagai penutup jenazah sebelum disemayamkan. (and)
Baca juga:
Puan Kenakan Kebaya Kutubaru dan Batik Motif Semen Rama