Lucunya Rapat Koordinasi di Kemenko Perekonomian
Kamis, 03 September 2015 -
MerahPutih Bisnis - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution hari ini mengumpulkan para Menteri ekonomi untuk membahas terkait Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Beberapa Menteri yang menghadiri agenda tersebut diantaranya Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution selaku tuan rumah, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Rapat Koordinasi yang digelar sejak pukul 17:00 WIB ini mengisahkan berbagai macam cerita. Pasalnya beberapa menteri yang enggan berkomentar malah menjadi perbincangan seperti yang dirangkum oleh merahputih.com:
1. Menteri Perdagangan Thomas Lembong
Thomas yang juga ikut menghadiri rapat koordinasi tersebut justru malah lebih cepat meninggalkan ruang rapat. Namun tidak banyak yang tahu apa penyebab menteri pengganti Rachmat Gobel itu meninggalkan ruang rapat. Bahkan Thomas dijuluki sebagai Menteri tercepat dalam menghindari awak media dan seperti biasanya dia pun enggan berkomentar dan langsung masuk ke dalam mobil.
Namun ketika dikonfirmasi ke Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution kedatangan Menteri Perdagangan Thomas Lembong bukan terkait pembahasan kereta cepat melainkan pembahasan lainnya.
"Bukan tadi dia (Thomas Lembong) mampir saja," ujarnya
2. Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli
Mantan Menteri Koordinator Perekonomian jaman Abdur Rahman Wahid itu seolah menghindar dari kejaran awak media. Namun akibat menghindar dari kejaran awak media. Menteri yang selalu ceplas-ceplos dalam melontarkan perkataan itupun justru malah kesandung mike yang dipegang oleh wartawan dari salag satu tv swasta.
"Aduh maaf pak," kata salah satu wartawan kepada Menko Kemaritiman, Rizal Ramli.
"Iya tidak apa-apa," kata Rizal dengan nada santai.
3. Partner and Managing Director Boston Consulting Group , Edwin Utama
Edwin enggan berkomentar lebih banyak dan terkesan menghindar dari kejaran awak media. Bahkan Edwin lebih memilih untuk menelpon sopir pribadinya dibandingkan menanggapi pertanyaan dari awak media
"Yah saya nggak bisa jelasin prosesnya tapi kami lakukan secara fair," ujarnya sambil menunggu kedatangan mobilnya.
Namun belum kunjung juga mobil kunjung, Edwin malah ditinggalkan oleh awak media karena awak media lebih mengejar dan fokus kepada Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution.
4. Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno
Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2001-2004 sengaja menghindar dari kejaran awak media. Sehingga dia lebih memilih untuk lewat pintu belakang seperti yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Berbeda dengan Bambang, Rini Soemarno justru terkesan apes. Pasalnya pintu yang hendak dilewatinya mendadak sulit untuk dibuka. Bahkan awak media yang mendekati dan bertanya pun terkesan malas. Karena mimik wajah judesnya yang tak bisa terkendalikan. Namun, tidak banyak yang tahu apa penyebab pasti wajah Rini tiba-tiba suram dan enggan berkomentar berbeda dengan wajah pertama ketika dirinya menyambangi Kantor Kementerian Perekonomian saat rapat koordinasi.
"Tanya pak menko perekonomian (Darmin Nasution) semua sudah kita kasih ke pak menko perekonomian (Darmin Nasution)," ujar Rini.
5. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan
Hal apes serupa pun di alami oleh Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan. Namun berbeda dengan Rini, Jonan justru terlihat lebih asik dan santai. Bahkan tak tanggung- tanggung, Jonan justru malah bermain pingpong sambil menunggu pintu yang tersendat terbuka selama kurang lebih tiga menit itu. Meski tak banyak komentar. Namun Menteri yang terkesan genit itu pun mau menanggapi pertanyaan dari awak media.
"Kita pokoknya paling konsen soal safety. Untuk rekomendasi nanti akan dibahas lagi dengan pak Jokowi," pungkas Jonan. (rfd)
Baca Juga:
Soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pemerintah Belum Tentukan Pilihan
Proyek Kereta Cepat Tidak Dibiayai dari APBN
Tenaga Asing Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dibatasi