Lonjakan Kasus COVID-19 Jabar 'Oleh-Oleh' Lebaran

Sabtu, 12 Juni 2021 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Satgas COVID-19 Jabar mengatakan, kenaikan kasus COVID-19 tembus 1.000 orang per hari terjadi akibat libur Lebaran Mei lalu. Lonjakan ini terjadi karena kendurnya protokol kesehatan dan tingginya pergerakan masyarakat.

“Inilah kakaren (oleh-oleh) Lebaran. Dari sebelum Lebaran kita sudah wanti-wanti, setiap libur panjang terjadi lonjakan,” kata Ketua Harian Satgas COVID-19 Jabar Daud Achmad, dalam jumpa pers daring di Bandung, Jumat (11/6).

Catatan Satgas COVID-19, pada libur panjang 2020 lalu, kenaikan kasus baru COVID-19 mencapai 80 persen.

Baca Juga:

Wakil Wali Kota Tangsel Terpapar COVID-19, Diduga Sering Terima Tamu dan Kunjungan

“Sekarang terjadi lagi. Sudah diantisipasi dengan adanya larangan mudik walau kenyataannya ada yang lolos. Bisa dibayangkan kalau tidak ada larangan mudik, pembatasan lalu lintas, kejadiannya akan lebih dari sekarang,” kata Daud.

Peningkatan kasus COVID-19 tersebut terjadi karena tingginya pergerakan masyarakat pada libur Lebaran. Pergerakan tersebut terus berlangsung sampai saat ini.

Ketua Harian Satgas COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Daud Ahmad. (Dok Humas Pemprov Jabar)
Ketua Harian Satgas COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Daud Ahmad. (Dok Humas Pemprov Jabar)

“Tanggal 13 Mei sebelum dan setelah Idulfitri masih ada pembatasan. Selesai pembatasan, orang makin banyak yang keluar. Terjadilah sekarang kenaikan kasus,” katanya.

Menurutnya, kenaikan kasus paling mencolok terjadi di Bandung Raya, dan kawasan Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek), serta Karawang dan Cirebon.

Baca Juga:

RSUD Al Ihsan: Sudah 2 Minggu Tempat Tidur Pasien COVID-19 Penuh 100 Persen

Satgas COVID-19, kata Daud, tak henti-hentinya melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan lain-lain. Sebab selain vaksinasi, prokes merupakan satu-satunya cara meredam pandemi COVID-19.

“Untuk kendalikan wabah hanya itu jalannya, 3T (pelacakan kontak) bagi pemerintah, dan 5M bagi masyarakat,” katanya.

Ia juga meminta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, jika tidak ada kepentingan mendesak. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Politikus PDIP Nilai Sekarang Saatnya Jokowi 'Tarik Rem' Redam Lonjakan Kasus COVID-19

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan