Lawar, Sajian Wajib Hari Raya Galungan di Bali
Rabu, 28 Februari 2024 -
MERAHPUTIH.COM - SEHARI sebelum Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali akan menyisihkan waktu ngelawar. Ngelawar atau membuat lawar dilakukan di hari penampahan Galungan yang jatuh sehari sebelum Hari Raya Galungan. Di hari itu, anggota keluarga akan berkumpul, memasak bersama, mengolah daging, sayur, bumbu, dan rempah menjadi sajian lawar nan penuh warna. Tak sekadar jadi sajian wajib di Hari Raya Galungan dan sarana upacara, lawar punya makna mendalam.
Lawar dikaitkan dengan Catur Dala, yakni empat dewa di empat arah mata angin. Beberapa bahan dalam lawar menjadi simbol Catur Dala. Kelapa yang berwarna putih ialah simbol Dewa Iswara, penguasa arah timur. Darah berwarna merah merupakan simbol Dewa Brahma yang menjadi penguasa arah selatan. Bumbu-bumbu yang berwarna kuning merupakan simbol Dewa Mahadewa penguasa arah barat, sedangkan warna hitam seperti terasi merupakan simbol Dewa Wisnu penguasa arah utara.
BACA JUGA:
Jatuh di Tanggal 29 Februari, Hari Umanis Galungan Dirayakan dengan Tradisi Ngelawang Barong
Untuk membuat lawar, dibutuhkan beberapa bahan, meliputi, bumbu yang terdiri dari buah-buahan, dedaunan, serta umbi-umbian (pala bungkah dan pala gantung). Proses pembuatan lawar dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, tahap pembuatan bumbu utama/basa gede, meracik basa penyangklung (bumbu gurih), dan memasak sambal embe (bawang goreng). Basa gede terdiri dari berbagai bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, kencur, sereh, cabai, ketumbar, lada, dan kemiri. Bumbu gurih biasanya terbuat dari terasi yang dimasak bersama minyak. Sementara itu, sambal embe berupa kombinasi bawang merah dan bawang putih goreng serta cabai iris yang ditumis.
Secara umum, di Bali dikenal lawar merah dan lawar putih. Lawar merah berwarna merah yang didapat dengan mencampurkan darah setengah matang dari hewan yang dagingnya digunakan dalam lawar tersebut, seperti babi, ayam, atau bebek. Sementara itu, lawar putih yakni lawar yang tidak menggunakan darah sehingga warnanya putih.
Cara membuat kedua jenis lawar tersebut hampir sama. Potongan daging yang sudah direbus lalu diaduk bersama basa gede, bumbu gurih, dan sambal embe. Setelah itu, barulah ditambahkan darah untuk membuat lawar merah. Namun, kalau untuk membuat lawar putih, tidak ada darah yang ditambahkan.

Beberapa jenis lawar dipadukan dengan sayur untuk menambah cita rasa. Sayuran yang biasanya digunakan seperti nangka dan pepaya muda, kacang panjang, pare, dan daun belimbing. Perpaduan semua bahan itu menghasilkan kombinasi rasa nan kompleks. Rasa manis dari gula merah, asam dari buah asam, asin dari garam, pahit tapi harum dari dari buah limau, pedas dari cabai, hingga agak busuk dari terasi menjadi simbol pengalaman hidup.
Di hari penampahan Galungan, lawar biasanya disuguhkan bersama kuah balung, tum, sate, komoh, dan serapah. Beberapa daerah atau keluarga punya tradisi megibung atau makan bersama untuk menikmati lawar di hari penampahan Galungan.
Setelah selesai menikmati lawar, seluruh keluarga akan bekerja bersama menyiapkan upacara untuk merayakan Hari Raya Galungan di esok hari.(dwi)