Lagunya Dipakai Kampanye Pilpres, Marzuki 'Kill The DJ' Mohamad Ngamuk
Selasa, 15 Januari 2019 -
KARYA cipta seniman sudah sepatutnya dihargai. Enggak hanya dalam hal mengapresiasi, tapi juga menampilkannya dengan patut. Masih ingat kan betapa berangnya sejumlah artis kala karya mereka dicomot secara asal tanpa izin.
Kali ini, musisi asal Yogyakarta Marzuki Mohamad yang meradang karena karyanya digunakan tanpa izin.
1. Lagunya Dinyanyikan saat Kampanye
Maling laguuuu bangsat !!! Yang gak terima bukan cuma saya sebagai pemilik hak cipta, orang Jogja juga gak akan terima lagu ini dipakai buat kampanye Pilpres !!! https://t.co/WyJ1uSOGnq
— Marzuki Mohamad (@killthedj) January 14, 2019
Ungkapan kekesalan itu ia ungkapkan dalam sebuah cicitan, Senin (14/7) malam. Ia menyebut bahwa ia tidak terima lagu Jogja Istimewa yang ia bawakan bersama Jogja Hip Hop Foundation dipakai untuk kampanye pilpres. "Yang enggak terima bukan cuma saya sebagai pemilik hak cipta, melainkan orang Jogja juga enggak akan terima lagu ini dipakai buat kampanye pilpres," ungkapnya.
Bersama cicit itu, ia menyertakan video ibu-ibu yang kompak menyanyi lagu Jogja Istimewa. Namun, lirik lagu telah diubah untuk mengelu-elukan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
2. Enggak Pernah Memberi Izin
Kicauan Marzuki itu pun langsung memancing reaksi warganet. Ada yang mendukung dan mendorong musisi Yogya ini mengambil langkah hukum. Di sisi lain, ada yang menyayangkan cicit Marzuki yang bernada kasar.
Sebagai respons atas reaksi warganet, dalam unggahan lain di akun Instagram, Marzuki menjelaskan duduk persoalan polemik lagu tersebut. Secara jelas, ia menyebut tak pernah memberikan izin kepada siapa pun untuk menggunakan lagu Jogja Istimewa dalam kampanye pilpres. Hal itu berlaku bagi kedua pasangan calon yang tengah berkompetisi.
Baginya, ada kebanggaan dan sejarah dalam lagu tersebut. "Bagi saya, @javahiphop, dan sebagian besar warga Yogyakarta, pasti tahu sejarah dan kebanggaan pada lagu tersebut. Itulah kenapa saya tidak akan pernah mengganti liriknya untuk tujuan lain, baik komersial apalagi kampanye politik," jelasnya.
3. Bisa Diperkarakan

Prinsip untuk tidak menggunakan lagunya sebagai alat kampanye dipegang teguh Marzuki. Ia mengaku sebagai pendukung salah satu pasang calon, tapi enggak berniat mengizinkan lagu itu untuk dipakai kampanye. "Meskipun saya pendukung Jokowi, saya tidak akan pernah mengkhianati nilai lagu tersebut dengan mengubah liriknya," ujarnya.
Ia kemudian mengingatkan kepada pelaku pengubah lagu itu bahwa ia telah melanggar hak cipta. "Siapa pun Anda yang mengubah lagu tersebut, membuat videonya, dan ikut menyebarkanya, Anda telah melanggar undang-undang dan saya bisa membawanya ke ranah hukum," ujarnya.
4. Ingatkan untuk Menghormati Karya Orang Lain

Di akhir unggahannya, Marzuki mengingatkan semua orang untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan karya orang lain. Ia juga berpesan agar etika yang benar dijalankan.
"Terakhir saya berpesan, apa pun pilihan Anda, 01, 02, golput, tolong warisi bangsa ini dengan etika yang benar. Menjiplak lagu orang lain jelas tidak beretika dan melanggar hukum. Plus jangan warisi generasi mendatang dengan fitnah dan sampah kebencian," pesannya. (dwi)