Ladies, Ketahui Risiko Menghilangkan Bulu dengan Laser
Minggu, 22 Oktober 2023 -
TREN penghilangan bulu dengan laser telah menarik banyak perhatian. Menghilangkan bulu dengan cara mencukur, mencabut, atau waxing sering kali hanya bertahan sesaat. Belakangan ini, banyak orang yang mulai mencoba prosedur terbaru yang biasa dihadirkan pada klinik kecantikan dengan laser untuk menghilangkan bulu. Hasilnya tentu terbukti bertahan lebih lama. Meski demikian, prosedur ini juga memiliki beberapa risiko, seperti kemerehan dan nyeri.
Seperti dikabarkan Alodokter, metode laser untuk menghilangkan bulu dilakukan dengan cara memancarkan sinar berkekuatan tinggi pada folikel rambut. Kekuatan dari sinar itu diserap zat warna atau melanin di akar rambut, kemudian diubah menjadi energi panas yang nantinya akan merusak akar rambut. Secara umum, dibutuhkan dua sampai enam kali tindakan laser dengan jeda beberapa minggu untuk dapat menghilangkan bulu di area yang diinginkan secara sempurna.
BACA JUGA:
Hilangkan Bulu Tak Hanya dengan Waxing, Tapi Bisa dengan Pasta Gigi
Perlu kamu ketahui, metode laser ini tentu tidak menghilangkan bulu secara permanen. Bulu dapat tumbuh kembali dalam hitungan bulan bahkan tahun. Namun, bulu yang tumbuh nantinya akan lebih sedikit, lebih tipis, dan tidak berwarna segelap sebelumnya. Tentu tindakan laser dapat diulang ketika bulu tumbuh kembali.

Ladies, meski relatif aman, tindakan menghilangkan bulu dengan laser ini bukan berarti tidak menimbulkan efek samping. Penggunaan laser untuk menghilangkan bulu tetap menimbulkan efek samping.
Dampak pertama yang kamu rasakan yakni iritasi kulit. Kulit kamu dapat mengalami iritasi yang ditandai dengan kemerahan di area yang baru dilaser. Terkadang muncul pembengkakan disertai rasa nyeri. Efek samping ini akan reda setelah beberapa jam setelah tindakan.
BACA JUGA:
Kedua, perubahan warna kulit. Jika kamu memiliki kulit terang, mungkin akan mengalami perubahan warna kulit menjadi lebih gelap. Efek samping sebenarnya memiliki sifat sementara, meskipun pada kasus yang jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan juga bersifat secara permanen.
Ketiga, perubahan tekstur kulit. Prosedur laser untuk menghilangkan dapat menimbulkan lepuhan di kulit, dan dapat disertai dengan cairan atau sel-sel mati yang telah mengering (krusta). Jaringan parut juga dapat terbentuk setelah tindakan. Selain itu, bagi penderita riwayat herpes simpleks juga dapat mengalami kekambuhan.

Keempat, pertumbuhan bulu secara berlebihan. Pada kasus tertentu, area kulit yang dilaser justru mengalami pertumbuhan bulu secara berlebihan. Efek ini sebenarnya jarang terjadi, dan umumnya terjadi oleh orang berkulit gelap.(zvw)
BACA JUGA: