Kuliner Legendaris: Jamu Deplok di Pasar Kranggan Yogyakarta
Kamis, 19 Mei 2016 -
MerahPutih Kuliner - Pedagang minuman tradisional jamu sudah jarang ditemui. Padahal, 20 tahun ke belakang pedagang jamu masih sering berseliweran, khususnya pedagang jamu gendong. Jamu kemasan kini lebih mendominasi. Dengan cara lebih praktis dan cepat saji, jamu kemasan seakan memberi solusi bagi mereka yang menyukai jamu di masa kini.
Di Yogyakarta, jamu masih dapat ditemui di pasar-pasar tradisional. Salah satunya ialah jamu deplok di Pasar Kranggan, Jetis, Kota Yogyakarta. Lokasinya pun tak jauh dari pusat keramaian kota. Hanya sekira 200 meter dari Tugu Pal Putih, atau sekira 1 kilometer dari Malioboro.
Jamu deplok merupakan jamu tumbuk. Bahan-bahan jamu deplok di sini ialah kencur, kunir, temulawak dan lainnya.
Proses pembuatan Jamu Deplok dibuat berdasarkan pesanan pembelinya (Foto: MP/Fredy Wansyah)
Jamu yang ditumbuk di rumah tersebut kemudian diracik dengan cara diperas dan dicampur sesuai kebutuhan dan keinginan pembelinya. Berbagai macam jamu yang disajikan seperti uyup-uyup, beras kencur, kunir asem, sehat pria, pegel linu hingga pelancar haid dan lainnya.
Jamu deplok di Pasar Kranggan terbilang legendaris. Lapak jamu ini buka sejak tahun 1960. Awal pedagangnya ialah Mbah Pawiro. Selanjutnya diteruskan oleh anak perempuan, Ibu Mur. Akhirnya kini diteruskan kembali oleh cucu Mbah Pawiro. So, pedagangnya saat ini merupakan generasi ketiga.
Hari Wahyudi, 36, dan Nugi Nugroho, 34, merupakan cucu Mbah Pawiro, anak Ibu Mur. Kakak beradik ini baru saja meneruskan usaha dari ibunya sekira 10 bulan yang lalu.(Fre)
BACA JUGA:
- Nongkrong Sehat di Kedai Suwe Ora Jamu
- Dari Lapak Jamu Jadi Cafe The House of Raminten
- Unik, Tamu Undangan Halal Bihalal Kemendag Disuguhi Jamu
- Jokowi: Jamu Harus Jadi Brand Indonesia
- Manny Pacquiao Syuting Iklan Jamu di Yogyakarta