KPU dan Bawaslu Tidak Perlu Ikuti Hasil Ijtima Ulama III

Jumat, 03 Mei 2019 - Angga Yudha Pratama

MerahPutih.com - Ijtima Ulama III yang baru saja digelar pada Rabu (1/5) di Bogor, merekomendasikan kepada Komisi Pemilihan Umum untuk mendiskualifikasi pasangan nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin karena terindikasi curang.

>Tim Kampanye KH Ma'ruf Amin, Habib Sholeh Almuhdar menilai Ijtima' Ulama III makin salah kaprah karena hanya membela kepentingan kelompok politik tertentu. Menurutnya, ulama seharusnya mengayomi bukan memecah belah.

Oleh karena itu, Habib Sholeh meminta kepada KPU dan Bawaslu untuk tidak mengikuti hasil Ijtima Ulama III.

"Jadi saya minta kepada KPU dan Bawaslu tidak perlu mengikuti keinginan mereka," kata Habib dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (3/5).

Habib Sholeh mengatakan bahwa peran ulama adalah mengajak umat untuk menjaga harmoni bukan membenturkan karena membela kepentingan politik segelintir orang atau kelompok. Apalagi, bulan Ramadan akan segera tiba. "Nama ulama kan gede jadi kecil karena hanya melakukan hal untuk kepentingan politik segelintir orang bukan mengayomi masyarakat," jelasnya.

>

> src="https://img.merahputih.com/media/65/63/9c/65639c676f043556411107a513eee5c7.jpg" alt="Penggagas Ijtima Ulama III, Bachtiar Nasir. (MP/Kanugrahan)"> >>Penggagas Ijtima Ulama III, Bachtiar Nasir. (MP/Kanugrahan)

Pernyataan senada disampaikan Ketua Ikatan Gus Gus Indonesia (IGGI) KH Ahmad Fahrur Rozi. Menurutnya, rekomendasi yang dikeluarkab Ijtima Ulama III menyesatkan umat Islam, rakyat Indonesia umumnya.

Seharusnya, kata Gus Fahrur, Ijtima Ulama III bisa membimbing masyarakat ke arah keharmonisan yang sebentar lagi menyambut Bulan Ramadan. "Harusnya sekarang itu mengajak masyarakat menyambut Bulan Ramadan, hilangkan permusuhan, jaga keharmonisan, pemilu sudah selesai bukan ngompori umat," terangnya.

Gus Fahrur juga menjelaskan, jika ada yang merasa dicurangi bisa diselesaikan melewati jalur hukum bukan menggunakan kekerasan dan tindakan yang meresahkan masyarakat. "Jangan sampai membuat gerakan untuk menghentikan proses demokrasi ini," tegasnya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan