Konsistensi, Kunci Memulai Karier sebagai Mural Artist

Rabu, 19 Oktober 2022 - Ikhsan Aryo Digdo

MENJADI seorang mural artist adalah salah satu pekerjaan yang menyenangkan bagi sebagian orang, salah satunya Adi Dharma. Sebagai founder dari Stereoflow, Adi telah menghabiskan lebih dari separuh hidupnya sebagai seorang seniman, dimulai sejak ia duduk di bangku SMP. Namanya juga telah melanglang buana hingga ke dunia seni internasional.

Salah satu karya yang ia banggakan adalah mural. Entah itu mural yang dilukis di lapangan luas, ataupun tembok tinggi. Seniman yang usianya memasuki kepala empat itu merasa puas ketika ia bisa berjalan-jalan, mengeksplorasi lingkungan, dan menuangkan idenya dalam sebuah lukisan mural yang besar.

Baca Juga:

Adi Dharma Lukiskan Keberagaman Jakarta dalam Kesederhanaan Mural Stereoflow

Salah satu karya mural yang baru-baru ini Adi selesaikan adalah Gelora Ragam. Karya ini dilukiskan di atas empat lapangan olahraga Taman Menteng dan selesai pada Jumat (14/10) lalu. Ini diakuinya sebagai karya mural terbesar yang pernah digarapnya selama puluhan tahun berkarier. Adi menuturkan satu kunci utama yang harus dimiliki oleh seseorang ketika ingin mulai berkarier sebagai mural artist.

Konsisten dalam mencoba dan belajar dari kesalahan adalah kunci Adi untuk bisa sukses menjadi seniman mural. (Foto: Pexels/Daian Gan)

"Jangan pusingin soal teknis. Intinya lakukan aja. Walau gak tahun ini, mungkin tahun depan, atau lima tahun lagi kalo kita konsisten kan akan belajar dengan sendiri,” tutur Adi kepada Merahputih.com di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/10).

Selain konsistensi, tentunya ada pula tips lain yang bisa diikuti oleh para seniman muda ketika mereka ingin memulai karier sebagai mural artist.

Baca Juga:

Inisiasi Anak dan Pemuda Yogyakarta dalam Giat Sadarkan Kelola Sampah

Menurut laman The Slice Miami Tribune, ada beberapa hal untuk membuatmu lebih dikenali di komunitas seni dan memiliki karya yang dikagumi oleh banyak orang maupun penggemar tertentu.

1. Tentukan ingin belajar mulai dari mana

Tidak semua seniman belajar seni dari sekolah. Kebanyakan dari mereka justru mendapatkan kemampuan secara autodidak. Misalnya saja Adi yang belajar seni secara mandiri sejak SMP karena merasa senang melukis di dinding dan membuat grafiti. Maka dari itu, coba tentukan ingin mulai belajar dari mana, entah itu di sekolah khusus seni, ataupun mencari cara sendiri.

Kamu juga bisa menentukan lebih dulu bidang seni seperti apa yang ingin coba ditekuni. Misalnya menggambar di tembok, atau melukis sesuatu di sepeda dan lapangan. Intinya, coba untuk mulai belajar dari hal yang disukai.

2. Mendapatkan inspirasi dari seniman lain

Setiap seniman pasti punya ciri khasnya sendiri. Namun, sebagai seniman baru, tak ada salahnya untuk mengamati karya-karya lain dulu. Hal ini bisa membantumu mendapatkan inspirasi. Tentunya bukan dengan cara menjiplak, ya.

Bertukar pikiran dengan banyak seniman juga bisa membuka wawasan serta cara pandangmu tentang seni. “Terus (penting) juga networking ketika belajar,” lanjut Adi.

Biarkan dirimu berekspresi dengan bebas ketika melukis mural supaya bisa menciptakan gaya sendiri yang khas. (Foto: Pexels/Toa Heftiba Sinca)

3. Rajin berlatih

Selalu ingat pepatah rajin pangkal pandai. Begitu juga dengan menjadi seniman. Semakin sering kamu berlatih, kamu akan jadi semakin andal dalam menghasilkan suatu karya. Ketika berlatih, ada banyak kesalahan yang terjadi. Kesalahan itu akan menjadi pelajaran tersendiri supaya karya berikutnya jadi lebih sempurna.

4. Kembangkan gaya seni sendiri

Awalnya kamu bisa jadi terinspirasi dari karya seniman lain. Namun, seiring berjalannya waktu, kamu akan menemukan ciri khasmu sendiri. Untuk bisa mengembangkan gaya seni pribadi, biarkan dirimu berekspresi dengan bebas dan luas. Cobalah banyak cara sampai kamu menemukan gaya membuat seni yang paling nyaman. (mcl)

Baca Juga:

Grafiti, Dari Hobi Hingga Menghasilkan Pundi-Pundi Uang

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan