KNKT Bongkar Bahaya Tersembunyi Truk Sound Horeg, Instalasi Asal-asalan Hingga 'Jumper' Kabel Sembarangan

Selasa, 29 Juli 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyoroti tantangan besar dalam menertibkan truk sound horeg yang sering menimbulkan bahaya di jalan.

Penyelidik Senior KNKT, Ahmad Wildan, menjelaskan bahwa kesulitan utama muncul saat menghadapi truk-truk ini yang dimiliki secara perorangan, berbeda dengan truk perusahaan yang lebih mudah dijangkau melalui manajemen.

"Sosialisasi tentang bahaya ini sulit dilakukan pada truk-truk milik individu. Jika sasarannya perusahaan, itu mudah, kami bisa mulai dari manajemen dan selesai," ujar Wildan, Senin (29/7).

Baca juga:

Fadli Zon Ingatkan Pentingnya Musyawarah dan Keseimbangan Menyikapi Fenomena Sound Horeg

Saat ini, KNKT sedang mencari solusi dan pendekatan yang tepat untuk masalah ini. Pendekatan terhadap perusahaan, seperti yang dilakukan pada penanganan truk ODOL (Over Dimension Over Load), dinilai lebih efektif karena mendapat dukungan manajemen dalam pengawasan.

Sebaliknya, pendekatan melalui asosiasi terkait dirasa kurang efektif karena asosiasi tidak punya kendali ketat.

Salah satu bahaya terbesar dari truk sound horeg adalah proses instalasi perangkat audio yang tidak standar. Banyak pemilik truk perorangan tidak memahami standar otomotif yang benar. Instalasi yang asal-asalan, penggunaan material tidak sesuai, dan "jumper" kabel sembarangan dapat menyebabkan korsleting listrik dan kebakaran truk.

Baca juga:

Pemda Diminta Turun Tangan Atasi Polemik Sound Horeg

Hal ini juga berpotensi merusak sistem kelistrikan kendaraan, mengganggu fungsi komponen penting, dan mengubah distribusi berat kendaraan secara tidak proporsional, yang berdampak pada stabilitas dan pengendalian truk.

Banyak truk sound horeg juga tidak melewati inspeksi atau sertifikasi keselamatan karena instalasinya yang tidak standar, sehingga rentan mengalami kecelakaan.

"Hal yang paling berbahaya adalah proses instalasinya. Mereka tidak memahami otomotif standar, menggunakan material yang tidak standar, instalasinya juga tidak standar. Sumber listriknya juga jumper sembarangan," jelas Wildan.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan