Klaim Kemenangan Trump Bikin Amerika Rusuh

Kamis, 07 Januari 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Ribuan pendukung Trump memasuki gedung Kongres Amerika Serikat, untuk memprotes pengesahan kemenangan Joe Biden sebagai presiden AS. Polisi pun, perintahkan penutupan di sekitar kawasan Capitol pada Rabu (6/1) dengan alasan ancaman keamanan eksternal.

Akibat serbuan ini, Senat AS menghentikan proses pengesahan suara elektoral untuk kemenangan Biden. Wakil Presiden Mike Pence dilaporkan dikawal keluar gedung oleh agen Secret Service lewat terowongan bawah tanah saat demostran memasuki gedung.

Baca Juga:

Analis Konflik Timur-Tengah: Trump Bukan Obama, Dia Menikmati Chaos

Dilansir VOA Indonesia, rekaman video yang beredar di media sosial dan media-media Amerika menunjukkan pendukung Trump melanggar garis polisi di luar gedung dan masuk ke dalam gedung.

Menurut laporan, polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang berupaya mendobrak pintu ruangan DPR.

Ribuan Demonstran ini, memprotes pengesahan hasil pemilu dan merupakan tahap akhir setelah Electoral College resmi memilih Biden pada 14 Desember. Namun pengesahan ini ditentang oleh beberapa anggota Kongres dari Partai Republik.

Sementara pendukungnya di Gedung Capitol dan bentrok dengan polisi, Presiden Donald Trump mencuit dan meminta mereka untuk mendukung polisi dan petugas penegak hukum serta tetap damai.

Seorang perempuan dilaporkan tertembak di bagian lehernya di dalam Gedung Capitol dan Trump juga mencuit video meminta pendukung mereka untuk pulang dan dan tetap damai.

“Saya tahu kalian kecewa, pemilu kita dicuri. Kita menang telak, tapi kalian harus pulang sekarang. Kita harus tetap damai, kita harus patuhi hukum dan hormati para penegak hukum. Kita tidak mau ada yang terluka.”

Wali Kota Washington Muriel Bowser menerapkan, jam malam mulai pukul 18:00 waktu setempat.

Sebelumnya, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell menolak untuk mengubah hasil pemilu dan mengatakan dia akan “memilih untuk menghormati keputusan rakyat Amerika.

Trump pada Rabu pagi berpidato di depan ribuan pendukungnya di Washington sebelum mereka menuju ke Gedung Capitol. Ia mengatakan tidak akan mengakui kekalahannya dilaka para wakil rakyat berkumpul di Capitol untuk mengesahkan kemenangan Joe Biden sebagai presiden AS berikutnya.

Di atas panggung dengan latar belakang Gedung Putih, Trump mengulangi klaim-klaim yang tidak bisa dibuktikan bahwa pemilu kali ini dicuri dan ia menang telak.

Trump Biden
Biden dan Trupm. (Foto: VOA).

Trump bahkan menuduh media dan menggunakan “virus China” (merujuk pada pandemi COVID-19) sebagai kedok untuk mencuri hasil pemilu.

Saat Wakil Presiden Pence menghadiri sesi pengesahan, Trump perintahkan Pence, untuk melakukan hal yang benar dan Pence harus mengembalikan hasil pemilu ke masing-masing negara bagian untuk disahkan ulang.

"Saya jadi presiden dan kalian semua akan sangat bahagia," katanya.

Tak lama setelah Trump mengeluarkan pernyataan ini, Pence mengeluarkan surat dan menolak untuk tidak menyetujui hasil pemilu.

“Menurut penilaian saya, sumpah saya untuk mendukung dan membela UU melarang saya untuk mengklaim otoritas sepihak untuk menentukan hasil pemilu mana yang bisa dihitung dan tidak bisa dihitung,” tulis Pence.

Pada Januari ini, atau tepatnya tanggal 20 Januari 2021, setelah pengesahan di Senat AS, Presiden terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden Terpilih Kemala Haris akan mengambil sumpah untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2021-2024.

Tapi, dalam upaya terakhir untuk mempertahankan Trump di Gedung Putih, lebih dari seratus anggota DPR dari Partai Republik dan 12 senator menolak penghitungan electoral college dari beberapa atau seluruh enam negara bagian yang dimenangkan oleh Biden.

Enam negara bagian yang diklaim menangkan Trump itu adalah Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Pennsylvania, dan Wisconsin.

Mereka juga menuntut agar sebuah komisi dibentuk untuk mengaudit hasil pemilu. Kondisi ini membuat Pemilu Amerika Serikat yang biasanya mulus, menjadi pemilu yang berujung kerusuhan dan klaim kemenangan dari petahana yang kalah dinilai mengganggu proses demokrasi Amerika. (*)

Baca Juga:

Begini Respon 'Musuh' AS Soal Pertarungan Biden dan Trump

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan