Ketahui Risiko Berenang dalam Kolam Renang dan Alam

Rabu, 21 Juni 2023 - P Suryo R

BERENANG di luar ruangan menjadi salah satu cara yang menyenangkan untuk menikmati sinar matahari, udara segar, dan lingkungan yang hijau. Jika kamu sedang stres, berenang di luar ruangan menjadi pilihan cocok untukmu karena dapat meningkatkan endorfin yang menciptakan rasa nyaman dan membakar kalori serta melatih otot.

Terlepas dari keseruan berenang di luar ruangan, ternyata berenang di alam ada risikonya. Seperti pasang surut air, gelombang besar, dan serangga atau bakteri jahat yang bersembunyi di dalam air. Belum lagi ancaman limbah yang tak terolah juga turut mengapung ke laut, sungai, bahkan danau di seluruh negeri.

Baca Juga:

Studi: Tidur Siang Baik untuk Otak

air
Kolam renang dapat dikatakan sebagai bak mandi besar yang dipenuhi oleh banyak orang asing (Pexels/Marctutorials)

“Tentu saja, berenang di kolam memiliki risikonya sendiri. Infeksi saluran kemih, infeksi telinga, dan sakit perut adalah penyakit paling umum ditemukan,” tulis dosen senior di University of Leicester Primrose Freestone pada The Conversation.

Kolam yang kotor dapat membuat mata kamu perih karena menampung semua jenis bakteri dan kuman, termasuk urin dan keringat. Jika dibandingkan, kolam renang dapat dikatakan sebagai bak mandi besar yang dipenuhi oleh banyak orang asing.

Tidak seperti kolam renang yang kualitas air dipantau dengan hati-hati, komposisi air di luar ruangan dapat terus berubah. Air di laut bisa mengandung bahan kimia yang larut ke perairan liar dari peternakan terdekat atau kawasan industri, hewan dapat buang air besar di air, dan di daerah tertentu kotoran manusia mungkin secara legal atau sebaliknya dibuang ke air.

Jika kamu ragu akan keamanan kualitas air di alam karena keberadaan bahan kimia tidak terlihat jelas, lebih baik tidak memasukinya terutama apabila air terlihat atau tercium bau asing. Selain bahan kimia, ada bahaya lain di perairan alam saat musim panas adalah gangga biru-hijau. Gangga ini adalah jenis bakteri yang secara alami ditemukan di ekosistem danau. Gangga ini akan mekar pada musim panas dan melepaskan racun yang berbahaya bagi manusia dan mematikan bagi hewan.

Baca Juga:

Rekomendasi Lima Sayuran untuk Pola Diet Sehat

air
Sebaiknya periksa ke dokter apabila mengalami gejala flu atau penyakit kuning setelah berenang di luar ruangan. (Pexels/Rachel Claire)

Maka itu, diare menjadi penyakit paling umum terkait dengan berenang di perairan terbuka karena sering terkontaminasi dengan limbah. Tikus yang tinggal di selokan yang berdekatan dengan sungai juga dapat membawa bakteri patogen Leptospira dalam urinnya. Penularan terjadi jika tanah atau air dari danau yang berisi urin hewan yang terinfeksi terkena mata perenang atau luka.

Leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, serta bisa berakibat fatal jika tidak ditangani. Jika kamu mengalami gejala flu atau penyakit kuning hingga dua minggu setelah berenang di sungai atau kanal, sebaiknya kamu meminta tes Leptospirosis kepada dokter.

Ketika kamu menggabungkan semuanya, bahkan dengan kemungkinan orang buang air kecil dan buang air besar di kolam renang, kolam renang yang dikelola akan menjadi lingkungan yang lebih aman untuk berenang. Apalagi jika kamu mempertimbangkan hal-hal seperti sengatan ubur-ubur dan risiko tambahan yang muncul saat berenang di air dingin.

Air kolam renang, dengan tingkat disinfeksi klorin yang memadai dan pemeliharaan pH, jauh lebih kecil kemungkinannya mengandung mikroorganisme infeksius dan karenanya merupakan lingkungan yang jauh lebih aman untuk berenang rekreasi. Cedera dan tenggelam juga jauh lebih kecil kemungkinannya di kolam karena terdapat penjaga pantai terlatih dan peralatan keselamatan. (vca)

Baca Juga:

Bolehkah Bayi Minum Susu Kambing?

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan