Kepala BNPT: Serangan Teroris Hancurkan Fasilitas Publik
Rabu, 26 Oktober 2016 -
MerahPutih Nasional - Aksi teror yang marak kurun 2000-2016 telah mengakibatkan banyak kerusakan fasilitas negara. Teroris mengancam rumah ibadah, markas kepolisian, dan obyek vital lainnya.
"Aksi teror mereka telah menelan korban yang cukup banyak baik dari aparat maupun masyarakat. Berbagai serangan telah menghancurkan berbagai fasilitas publik milik negara, maupun milik masyarakat dan membunuh ratusan manusia yang tak berdosa," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius dalam sambutannya saat membuka acara "Sosialisasi Standar Operational Prosedur (SOP) Sistem Keamanan Terminal Penumpang Angkutan Jalan dari Ancaman Terorisme" yang digelar Direktorat Perlindungan BNPT di Hotel Java Paragon, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/10) malam.
Kepala BNPT memberikan contoh berbagai serangan terorisme telah mengancam instalasi penting negara seperti listrik di Tangerang, pusat perbelanjaan, Bandara Soekarno Hata, Cafe Sari dan Paddy’s Pub di Bali, Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta, kantor Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan aksi-aksi pemboman lainnya.
"Bahkan tempat ibadah pun juga tidak luput dari aksi pengeboman seperti bom bunuh diri di masjid Mapolresta Cirebon, masjid Istiqlal di Jakarta serta gereja yang ada di berbagai kota di Indonesia pada tahun 2000 silam," ujar pria yang dalam kariernya dihabiskan di korps reserse Polri ini.
Mantan Kepala Divisi Humas Polri ini mengatakan dari studi dan pengumpulan data yang dilakukan oleh BNPT yang bekerjasama dengan Kementrian Perhubungan Darat, TNI/Polri, Laboratorium Transportasi Universitas Indonesia dan Lembaga Daulat Bangsa menemukan bahwa sistem keamanan di berbagai obyek vital Terminal Darat dalam menghadapi ancaman terorisme belum benar-benar kondusif dan ampuh untuk menangkal kemungkinan terjadinya aksi terorisme yang menggunakan tempat-tempat tersebut sebagai target sasaran.
"Pada konteks inilah jika kita mencermati situasi di atas dan dihadapkan pada kondisi yang ada dewasa ini, maka diperlukan suatu upaya untuk membahas berbagai persoalan di atas dan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh berbagai pihak yang terkait dengan upaya ini dan dalam rangka mencapai tujuan kita yaitu pengamanan obyek vital dalam rangka pencegahan terorisme," ujar pria kelahiran Jakarta 10 Mei 1962 ini.
Lebih lanjut Kepala BNPT mengatakan bahwa berbagai permasalahan terkait dengan prosedur, peralatan teknologi infrastruktur, dan kualitas Sumber Daya Manusia masih menjadi agenda besar yang harus diselesaikan oleh berbagai pihak terkait agar obyek-obyek vital Terminal Darat tersebut benar-benar mempunyai sistem keamanan yang bisa mencegah dari kemungkinan terjadinya serangan terorisme.
Implementasi sistem keamanan tersebut juga diperlukan kerjasama dengan seluruh komponen masyarakat, mengingat objek vital tersebut berperan penting dalam menunjang kehidupan masyarakat sehari-hari.
"Mengingat penanggulangan teorisme bukan hanya tugas BNPT semata maupun tugas aparat keamanan saja, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen bangsa," ujarnya.
BACA JUGA:
- Terkait Lone Wolf, Kepala BNPT: Awasi Aktivitas Anak Muda di Dunia Maya
- BNPT: Teroris Ancam Obyek Vital dan Fasilitas Umum
- Kini BNPT Punya Kantor Perwakilan di Jakarta
- Kepala BNPT Bagikan 1.000 Lampu LED ke Pesantren Ulul Albab
- Kepala BNPT Temui Pengurus MUI Bahas Penanggulangan Terorisme