Kemenag Tetapkan Standar Bangunan Pesantren Pasca Tragedi Al Khoziny, Prioritaskan Keamanan Santri
Senin, 06 Oktober 2025 -
Merahputih.com - Kementerian Agama (Kemenag) menyikapi serius tragedi ambruknya gedung di Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Kemenag bertekad mencegah insiden serupa terulang di masa depan dengan menetapkan standar bangunan pesantren yang lebih ketat.
Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik, Thobib Al Asyhar, menyatakan bahwa pembahasan mengenai standar ini akan melibatkan para pengasuh pesantren dan pemangku kepentingan terkait.
Baca juga:
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
Thobib menambahkan bahwa peristiwa di Al Khoziny mendapat atensi langsung dari Menteri Agama (Menag), yang segera meninjau lokasi beberapa hari setelah kejadian. Kunjungan Menag ini merupakan wujud empati Kemenag kepada korban dan pesantren, sekaligus upaya untuk memahami masalah secara langsung.
Menurutnya, ada poin penting yang harus dibenahi di masa depan, menjadikan insiden ini pelajaran berharga untuk perbaikan dan pencegahan.
"Menag sudah berkunjung beberapa hari lalu. Menag melihat langsung sebagai upaya Kemenag memahami masalah dan berempati kepada para korban dan pesantren. Menag hadir untuk mengetahui dan melihat langsung apa yang terjadi di sana," ujar Thobib.
Kemenag memiliki kepentingan untuk bekerja sama dengan pesantren guna memastikan seluruh bangunan memberikan keamanan dan kenyamanan optimal bagi santri. Oleh karena itu, Kemenag akan mendiskusikan prosedur pembangunan yang aman dengan pimpinan pesantren.
Baca juga:
13 Orang Masih Tertimbun, Tim SAR Rampungkan Evakuasi Ponpes Al Khoziny Hari ini
Kemenag juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) serta pihak terkait untuk menyosialisasikan dan memberikan edukasi agar semua proses pembangunan ke depan memenuhi standar yang ditetapkan. Pesantren sebagai lembaga khas Indonesia memiliki peran historis dalam pengembangan ilmu, budaya, dan pembentukan karakter.
"Masyarakat tidak perlu khawatir memasukkan anaknya ke pesantren. Kami dari Kemenag akan terus mengawal hal ini agar masalah ini tidak terjadi di masa mendatang," tegasnya.