Kebun Binatang Bandung: Tidak Mungkin Semua Satwa Dibiarkan Mati Pelan-pelan

Sabtu, 31 Juli 2021 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - Bencana nasional COVID-19 memicu krisis di Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoological Garden. Tempat wisata satwa dengan 850 ekor binatang berbagai spesies ini terancam bangkrut jika terus-terusan ditutup karena pembatasan atau PPKM.

Pihak manajemen berharap Bandung Zoological Garden kembali dibuka dengan protokol kesehatan ketat. Manajemen menegaskan, Bandung Zoological Garden sudah memiliki Satgas COVID-19 yang sudah dinilai layak oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung beberapa waktu lalu.

“Harapannya kita bisa diizinkan buka kembali dengan pembatasan cukup, yang penting diizinkan buka dan patuh prokes,” kata Marketing Communication Bandung Zoological Garden Sulhan Syafii, Jumat (30/7).

Baca Juga:

Kebun Binatang di Ceko Buat Meeting Virtual untuk Primata

Tahun lalu, kata Sulhan, Bandung Zoological Garden telah membentuk Satgas COVID-19 secara internal yang tugasnya menjalankan prokes bagi pengunjung. Infrastruktur prokes juga telah disediakan, sehingga mendapat penilaian layak dari Dinkes Kota Bandung.

Sedangkan jumlah pengunjung dibatasi 30 persen sampai 50 persen. Itu pun, kata Sulhan, jumlah pengunjung tidak sampai memenuhi kapasitas tersebut. “Jadi dari sisi prokes kita sudah diperiksa Dinkes, Satgas kita layak,” katanya.

Menurutnya, jika penutupan Bandung Zoological Garden diperpanjang terus, maka lama-kelamaan kebun binatang ini akan bangkrut. Karena tidak ada pemasukan. Sedangkan operasional sehari-hari harus tetap jalan.

Ilustrasi - Seekor bayi gajah sumatera (Elephas maximus sumatrensis) di kandang Taman Safari Prigen, Pasuruan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/wsj.
Ilustrasi - ANTARA FOTO/Umarul Faruq/wsj.

Dalam sehari, Bandung Zoological Garden mengeluarkan Rp 350 juta untuk pakan satwa. Belum lagi dengan gaji pegawai yang jumlahnya 84 orang. Jumlah pegawai ini telah dikurangi pada 2020 karena pendapatan yang terus merosot.

Gaji pegawai yang ada terpaksa dipotong dan dialihkan untuk pakan satwa. “Karyawan kudu sepakat, karena yang kerja di sini tidak semata cari uang, ada sisi kecintaan pada satwa,” terang Sulhan.

Ketika semua cara untuk bertahan telah dilakukan, Sulhan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan skenario terburuk. Menurutnya, tabungan Bandung Zoological Garden sudah terkuras habis.

Baca Juga:

4 Singa di Kebun Binatang Barcelona Positif COVID-19

Tabungan yang ada diperkirakan hanya cukup sampai September 2021. Setelah itu, pihak manajemen akan berkoordinasi dengan BKSDA untuk memberikan pakan hewan dari hewan yang ada, yaitu memberikan rusa atau angsa kepada hewan karnivora, seperti macan tutul dan harimau.

“Kalau sampai September kita akan lakukan (memberikan rusa dan angsa) karena tidak mungkin semua mati pelan-pelan. Kita akan koordinasi dengan BKSDA untuk itu,” ujarnya.

Setelah itu, kemunginan hewan-hewan endemik seperti harimau, macan tutul, akan diserahkan kepada negara. “Satwa tergantung pemerintah, kita kembalikan ke negara,” katanya. (Imanha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Kebun Binatang Tertua di Jepang Sambut Kelahiran Bayi Gajah Pertama

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan