Kawasan Kantor Diplomat di Kabul Mulai Sepi Aktivitas

Senin, 16 Agustus 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Jalan-jalan di kota Kabul terpantau sepi pada Senin pagi atau sehari setelah gerilyawan Taliban mengambil alih ibu kota Afghanistan tanpa pertempuran.

Tetapi, bandara dipenuhi ratusan warga sipil yang berusaha melarikan diri dari negara tersebut. Sementara, kantor-kantor pemerintah kosong.

Pantauan berbagai media, dikutip Antara, Distrik Wazir Akbar Khan yang banyak ditempati kedutaan tampak kosong ketika semua diplomat dan keluarga mereka diungsikan ke luar kota atau bandara menunggu penerbangan.

Baca Juga:

Kembalinya Kekuasaan Taliban di Afghanistan Setelah 20 Tahun

Hanya ada sejumlah penjaga di pos-pos pemeriksaan yang biasanya dijaga ketat. Beberapa pengendara keluar dari mobil mereka untuk mengangkat portal penghalang di pos pemeriksaan sebelum melintas.

"Rasanya aneh duduk di sini dan melihat jalan-jalan yang kosong, tak ada lagi konvoi diplomat dengan mobil-mobil besar yang dipasangi senjata," kata Gul Mohammed Hakim, seorang pembuat naan (roti) yang memiliki toko di kawasan itu seraya menegaskan dirinya bakal menumbuhkan jenggot seperti saat Taliban berkuasa pada 1996-2001.

Pemerintah Indonesia belum berencana menutup KBRI Kabul meskipun situasi keamanan di Afghanistan tidak pasti seiring penguasaan Afghanistan oleh Taliban sesaat setelah Presiden Ahsraf Ghani lari ke luar negeri.

"Misi diplomatik Indonesia di Kabul masih beroperasi," ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha di Jakarta, Senin (16/8).

Misi diplomatik Indonesia akan dioperasikan oleh staf esensial yang terdiri dari unsur diplomat maupun unsur keamanan. Namun, mengantisipasi eskalasi keamanan, Kemlu dan KBRI Kabul telah melakukan pertemuan secara virtual dengan warga negara Indonesia (WNI) yang menetap di Afghanistan untuk memonitor kondisi dan menjelaskan langkah persiapan evakuasi.

"Keselamatan dan kesehatan WNI, termasuk staf KBRI, menjadi prioritas utama," tutur Judha, tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang rencana evakuasi yang disiapkan pemerintah.

Hingga saat ini terdapat 15 WNI yang telah melaporkan keberadaannya di Afghanistan. Jumlah tersebut belum termasuk staf yang bertugas di KBRI Kabul. Para WNI antara lain bekerja sebagai ekspatriat, bekerja di badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan menikah dengan warga setempat.

"Mereka semua dalam kondisi baik dan aman. Kemlu dan KBRI Kabul terus memantau perkembangan eskalasi keamanan di Afghanistan," kata Judha.

J

Afghanistan. (Foto: Tangkapan Layar)
Afghanistan. (Foto: Tangkapan Layar)

Di jalan Chicken Street, Kabul, sejumlah toko karpet, kerajinan dan perhiasan, juga kafe-kafe kecil, ditutup pemiliknya.

Sherzad Karim Stanekzai, pemilik toko karpet dan tekstil, mengatakan dia memutuskan untuk tidur di tokonya yang tutup untuk menjaga barang-barangnya.

"Saya benar-benar terkejut. Masuknya Taliban membuat saya takut, tapi (Presiden Ashraf) Ghani pergi meninggalkan kami semua dalam situasi yang memburuk ini," kata dia.

Pemimpin Taliban mengatakan para pejuang mereka telah diperintahkan untuk membiarkan warga setempat melanjutkan aktivitas sehari-hari dan tidak melakukan apapun yang membuat takut warga sipil. (*)

Baca Juga:

Taliban Segera Kuasai Afghanistan, Presiden Ashraf Pergi Ke Tajikistan

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan