Kata Pengusaha Jika Indonesia Ingin Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen

Kamis, 29 Agustus 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Indonesia menaergetkan ingin enjadi negara maju terutama untuk mencapai Indonesia Emas 2024. Kunci dari hal itu adalah, pertumbuhan ekonomi harus tumbuh sampai 7 persen

"Jika Indonesia ingin tumbuh 6-7 persen, maka rasio investasi terhadap pertumbuhan PDB harus mencapai 40,8 persen sampai 47,6 persen," kata Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani dalam Rakerkonas Apindo, di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (29/8).

Shinta menuturkan kondisi ekonomi makro Indonesia dan global saat ini menunjukkan bahwa Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia sebesar 6,8 yang meningkat dari periode 2016-2023.

ICOR merupakan perbandingan antara pertumbuhan ekonomi dengan investasi yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan tersebut.

Baca juga:

Strategi Pemerintah Naikkan Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Gejolak Dunia

Dari ICOR tersebut berarti setiap 1 persen pertumbuhan PDB, maka Indonesia membutuhkan 6,8 persen kenaikan investasi.

"Kondisi makro ekonomi menunjukkan ICOR sebesar 6,8 ini meningkat dari periode 2016-2023. Berarti ekonomi semakin tidak efisien," ujar Shinta.

Shinta menegaskan Indonesia harus berlari kencang dalam menjemput investasi yang tinggi melalui beberapa upaya meningkatkan produktivitas yaitu seperti dengan membangun infrastruktur.

Selain itu, tegas ia, Indonesia juga perlu mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), memperbaiki tata kelola pemerintahan, sekaligus menarik penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Baca juga:

RAPBN Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 2025 Naik 5,2 Persen

"Saya optimistis target pertumbuhan ekonomi dengan rasio investasi ini akan tercapai seiring dengan adanya sinergi yang baik dan erat antara pemerintah serta dunia usaha," katanya.

Kepemimpinan Presiden Indonesia yang baru bisa menjadi ruang luas bagi pelaku usaha untuk terlibat sebagai mitra dalam mengawal pemikiran dan pemerintahan termasuk dalam hal regulasi.

"Ini demi perbaikan iklim usaha dan bisnis," katanya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan