Kasus Hasto Disebut Ada Kaitannya Dengan Pemecatan Jokowi, Ini Respons PDIP
Selasa, 18 Februari 2025 -
MerahPutih.com - Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan (PDIP) Komarudin Watubun menegaskan pemecatan Joko Widodo (Jokowi) sebagai kader partai banteng bukan karena keputusan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Dia menyebut keputusan itu diambil oleh dirinya setelah berkonsultasi langsung dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hal itu disampaikan Komar saat ditanya wartawan terkait kasus yang menjerat Hasto ada kaitannya dengan pemecatan Jokowi.
Baca juga:
Kritik Keras Penyidik KPK Rossa Purba Bekti, Hasto: Siapa di Belakangnya?
“Oh, Pak Hasto yang pecat Jokowi Itu pernyataan ngawur. Partai ini ada aturannya dan Ibu Megawati itu ketua umum yang tidak bisa dipengaruhi oleh siapa juga. Jangan dipikir Hasto bisa pengaruhi Megawati,” kata Komar di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (18/2).
“Jadi jangan segampang itu menilai, apalagi partai besar ini. Mas Hasto (tidak bisa) suka-suka pecat-pecat orang, proses pemecatan Jokowi itu dari saya ketua bidang kehormatan PDI Perjuangan,” tegasnya.
Komarudin juga mengungkapkan alasan dirinya tidak berbicara tegas soal pemecatan Jokowi dan keluarga. Sebab, dia beralasan jika seseorang berada di dalam organisasi, semestinya menerima apapun konsekuensi jika tak lagi sejalan.
“Mestinya terima itu secara jantan tidak perlu diperdebatkan dan mencari kambing hitam, Jadi sejak Jokowi dan anak-anak mantunya pindah ke sebelah, masa kita tidak pecat? Tidak bisa dong,” kata Komarudin.
Baca juga:
Hasto Siap Kooperatif, Suarakan KPK Harus Tegakkan Hukum dengan Adil
Komar lantas mengulas kembali proses pemecatan Jokowi yang telah dilakukan sejak Oktober 2024, lalu. Saat itu, ia menginventarisir pelanggaran anggota partai dari seluruh Indonesia.
Ketika ditemukan adanya kader yang melakukan pelanggaran berat, Komar pun menyerahkan keputusan selanjutnya kepada Megawati.
“Karena menyangkut pemecatan, tapi Ibu waktu itu sampaikan jangan dulu karena Jokowi ini masih Presiden Republik Indonesia, Kita memberi penghormatan kepada beliau," ungkapnya.
“Saya dikasih tahu, di telepon saya nanti diumumkan harus baca teks yang dari Ibu (Megawati). Jadi itu dibaca, di titik, koma, dulu itu makanya saya hati-hati waktu umumkan itu. Itu perintah Ketua Umum PDI Perjuangan, Jadi jangan cari kambing hitam Kalau mau lawan Ibu, lawan Ibu, lawan kita,” sambung Komar. (Pon)