Kapolri Benarkan Ada Penangkapan Teroris Lagi
Selasa, 29 Desember 2015 -
MerahPutih Peristiwa - Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti membenarkan informasi bahwa pihaknya melakukan penangkapan terhadap seorang terduga teroris di Solo, Jawa Tengah.
"Ya, karena jaringan terorisme," ujar Badrodin usai menggelar rilis akhir tahun di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, (29/12).
Badrodin tidak bicara banyak terkait penangkapan tersebut. Menurutnya, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan, sehingga belum secara rinci membeberakan identitas pelaku terduga teroris.
Sementara itu, saat terpisah Kepala Biro Penerangan Divisi Humas Mabes Polri Irjen (Pol) Anton Charliyan menambahkan, pihaknya belum bisa mengungkapkan lebih banyak saat ini dengan alasannya kasus tersebut masih dilakukan verifikasi lagi untuk memastikan keterlibatan dalam sebuah jaringan terorisme.
Untuk diketahui, pada Selasa (29/12) pagi, Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri melakukan penangkapan terhadap seorang pria di Jalan Harto Panularan, Laweyan, Solo. Penangkapan dilakukan saat terduga teroris itu hendak pergi, kemudian ditabrak oleh pasukan anti teror. Saat terjatuh, ia kemudian diringkus dan dibawa menggunakan mobil polisi.
Meski demikian, pucuk pimpinan Korps Bhayangkara ini pun mengatakan, bahwa masalah terorisme menjadi prioritas utama dalam menjalankan tugas sebagai Kapolri. Lanjutnya, ancaman terhadap terorisme masih terus akan ada dan semakin banyak, seiring dengan membesarnya jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia.
Apalagi, terduga teroris saat ini juga mengancam para petinggi Polri, termasuk dirinya. Bagi Badrodin, ancaman itu dianggap wajar karena Polri selama ini menjadi penghalang terhadap tindakan terorisme.
"Pasti kami jadi target utama, juga tempat ibadah dan lain sebagainya," kata Badrodin
Sejauh ini, ia bisa sedikit lega karena jajarannya telah terlebih dulu berhasil melumpuhkan teroris sebelum mereka melakukan aksi teror saat Natal dan Tanun Baru. Jajarannya telah memiliki data base untuk melacak dan mengendus jaringan teroris di Indonesia.
"Kalau mereka bisa melakukan serangan berantai tanpa bocor ke masyarakat, mereka pasti sangat lihai. Sebab, sejauh ini, pola yang ia pelajari, pelaku teroris membutuhkan banyak orang dan jaringan. Mudah-mudahan itu tidak terjadi," tutupnya. (gms)
BACA JUGA: