Kapolda Jateng Sebut Kaum Muda Rentan Terpapar Radikalisme
Rabu, 05 Juni 2019 -
MerahPutih.Com - Teror bom bunuh diri yang terjadi di pos pantau Kartasura, Sukoharjo dengan melibatkan pelaku yang masih berusia muda, menurut Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel menunjukan fenomena betapa mudahnya kaum muda terpapar radikalisme.
Menurut Kapolda Jateng, radikalisme rentan menyerang kaum muda lantaran difasilitasi media sosial.
"Kaum radikal ini bisa masuk melalui media sosial, sangat rentan kepada warga kita terutama kaum muda dan anak-anak," ujar Rycko A Dahniel di Solo, Rabu (5/6).
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada orang tua, guru, ustad, kiai, dan kepala sekolah agar mengawasi anak serta para siswanya agar terhindar dari ajaran radikalisme.

Kapolda Rycko mengatakan seperti yang terjadi pada peledakan di Simpang Tiga Tugu Kartasura pada Senin (3/6) malam, ternyata pelaku merupakan sosok yang sangat tertutup dalam kesehariannya.
"Orang tuanya saja tidak tahu. Katanya pergi ikut pengajian, setelah kami lakukan pengecekan ternyata dia tidak berangkat ke pengajian," katanya.
Terkait dengan ajaran radikalisme yang diperoleh pelaku peledakan melalui media sosial tersebut, dikatakannya, sempat ditularkannya kepada keluarga.
"Ibunya, kakaknya diajak semua untuk mengikuti ajaran itu tetapi tidak ada yang mau. Mereka paham bahwa itu ajaran tidak benar," terang Irjen Rycko Amelza Dahniel sebagaimana dilansir Antara.
BACA JUGA: Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum Salat Id di Lapangan Gasibu
Wujudkan Suasana Damai dan Sejuk di Malam Takbiran, Aparat TNI Patroli Keliling Ibu Kota
Sementara itu, ia berharap agar seluruh pihak mewaspadai bahwa radikalisme bukan hanya masuk dari orang per orang dan bukan hanya melalui pikiran kelompok.
"Ternyata paling efektif masuk melalui media sosial. Sebagai orang tua harus perhatikan anak-anaknya. Sudah saya sampaikan ke orang tua pelakunya juga," katanya.
Terkait dengan pelaku peledakan di Kartasura, dikatakannya, setelah lulus sekolah menengah atas pelaku berinisial RA tersebut tidak bekerja.
"Dia hanya minta uang untuk membeli beberapa bahan elektronik untuk merakit ledakan-ledakan kecil. Perakitannya juga dilakukan di kamar dia sendiri," tutupnya.(*)