JPO Sarinah, Jembatan Penyebrangan Pertama di Jakarta
Kamis, 21 April 2022 -
HARI ini 54 tahun silam, jembatan penyeberangan orang (JPO) pertama di Jakarta berdiri di depan pusat perbelanjaan Sarinah. Diresmikan oleh Gubernur Jakarta periode 1966-1977, Ali Sadikin, jembatan tersebut menjadi solusi pejalan kaki untuk menyebrang di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta.
Sebelum adanya JPO, pemerintah Jakarta saat itu menyediakan fasilitas umum untuk pejalan kaki menyeberang, seperti zebra cross dan flicker lights. Alih-alih membantu pejalan kaki, perilaku berkendara masyarakat Jakarta berkata sebaliknya. Kala itu, pengendara mobil atau motor masih kurang mempedulikan pejalan kaki. Sering kali pejalan kaki jadi korban kecelakaan di persimpangan jalan besar Jakarta.
Baca juga:

Melihat kondisi tersebut, ahli transportasi mengajukan dua usulan untuk menggantikan zebra cross. Yakni terowongan bawah tanah atau jembatan penyeberangan. Dengan segala pertimbangan, akhirnya Ali Sadikin memilih jembatan penyeberangan sebagai solusi terbaik untuk diwujudkan.
Jembatan penyeberangan di depan Sarinah itu pun dibangun dan rampung pada 21 April 1968. Saat diresmikan, Ali Sadikin menamakannya ‘Jembatan Kartini’, karena bertepatan dengan hari kelahiran pahlawan nasional, R.A. Kartini.
Jembatan Kartini atau JPO Sarinah, memiliki panjang 15 meter dan tinggi 8 meter. Jika dilihat dari atas, bentuknya seperti huruf ‘H’ dengan dua tangga di masing-masing sisi jalan. Menggunakan bahan baku baja, saat itu pembangunan jembatan penyeberangan Sarinah memakan biaya sebesar Rp 2,3 juta.
Ratusan orang mencoba jembatan penyeberangan pertama di Jakarta itu saat dibuka. JPO Sarinah menjadi salah satu simbol perkembangan pesat Jakarta sebagai kota metropolitan, sekaligus perilaku tertib warganya.
“Semoga warga kota akan menjadi warga yang baik dengan mematuhi peraturan-peraturan, serta menggunakan jembatan itu dengan baik pula,” kata Ali Sadikin yang dimuat pada harian Kompas, 22 April 1968. (ADP)
Baca Juga: