Jangan Keburu Percaya Mitos Seputar Produk Dairy, ini Faktanya

Senin, 14 Maret 2022 - Dwi Astarini

PRODUK susu dan olahannya atau yang dikenal dengan nama dairy menjadi salah satu sumber gizi yang dibutuhkan tubuh. Dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Jantung Diagram dr Christin Santun Sriati Lumbantobing, M.Gizi, SpGK, mengatakan produk dairy bisa membantu kita melengkapi kebutuhan nutrisi harian.

“Susu sapi segar dan produk olahan susu lainnya, yaitu yogurt dan keju dilengkapi dengan berbagai kandungan baik seperti protein, vitamin A, B1, B2, kalsium, fosfor, dan mineral lainnya,” kata Christin. Oleh karena itu, menurutnya, produk dairy amat baik untuk mendukung kesehatan harian serta menjaga kesehatan jantung dan saraf.

Meski susu baik untuk kesehatan, beberapa orang justru menghindari produk dairy ini karena tersesatkan oleh beberapa mitos yang belum tentu benar. Untuk hal itu, Christin punya penjelasannya.

BACA JUGA:

Makanan Baik Pereda Nyeri saat PMS dan Haid

Mitos: Minum susu di malam hari membuat kita jadi gemuk

drink milk
Asal diminum dalam jumlah dan jarak waktu yang tepat. (foto: pexels-pavel-danilyuk)

Fakta:

Salah satu faktor yang bisa menambah berat badan ialah melewati batas konsumsi kalori harian. Selama kita tidak melewati batas kalori harian, minum susu di malam hari tidak akan berpengaruh pada berat badan kita. Hal yang perlu diperhatikan ialah jarak antara waktu mengonsumsi susu dan tidur di malam hari. “Pastikan memberi waktu yang cukup untuk badan kamu mencerna susu sebelum kamu tidur,” pesannya.

Mitos: Produk dairy yang berbeda, seperti susu dan yogurt, tidak dapat dikonsumsi bersamaan

family
Menggabungkan produk dairy boleh saja. (pexels-august-de-richelieu)

Fakta:

Mengonsumsi berbagai produk dairy secara bersamaan sebenarnya tidak apa-apa. Bagi para penggemar produk dairy, kamu bisa loh menikmati susu bersama keju, atau susu bersama yogurt. Meski begitu, jangan lupa untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang sewajarnya karena mengonsumsi sesuatu dalam jumlah berlebih tentunya kurang baik. “Misalnya, jika kamu biasa mengonsumsi susu sebanyak 250 ml, coba untuk kurangi takarannya menjadi 150 ml jika ingin mengonsumsinya bersama yogurt atau keju,” jelasnya.

Mitos: Orang yang memiliki intoleransi laktosa (lactose intolerance) sama sekali tidak bisa mengomsumsi susu

woman
Mereka dengan lactose intolerance masih bisa minum susu dalam jumlah terbatas. (foto: pexels/tirachard-kumtanom)

Fakta:

Ada beberapa orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa yang dikandung susu. Dengen kondisi itu, saat mengomsumsi susu, tubuh mereka akan bereaksi kurang baik seperti gatal-gatal atau mual.

Kondisi lactose intolerance berbeda dengan alergi. Orang yang memiliki alergi susu sama sekali tidak bisa mengonsumsi susu, tapi mereka dengan intoleransi susu tetap bisa mengonsumsi susu dalam jumlah yang terbatas. Mereka dengan kondisi intoleransi laktosa dapat mengonsumsi sekitar 150-200 ml susu per hari agar tubuh tidak bereaksi.

Ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter gizi untuk memastikan jika kamu memiliki alergi atau intoleransi laktosa susu.

Mitos: Saat susu dimasak, kandungan gizinya akan hilang

cooking
Susu sebaiknya tak dimasak hingga smoking point. (foto: pexels-hot-wok)

Fakta:

Produk susu mengandung protein, vitamin, dan mineral yang rentan mengalami kerusakan saat dimasak. Saat memasak menggunakan bahan produk turunan susu, sebaiknya tidak terlalu lama atau hingga mengeluarkan asap (mencapai smoking point) yang artinya suhu sudah terlalu panas dan kandungan nutrisi di dalamnya sudah mulai terganggu.

Selain mengganggu nutrisi, pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi atau terlalu panas juga dapat mengubah tekstur susu menjadi pecah atau bahkan menggumpal.(dwi)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan