Jangan Keburu Percaya Mitos Seputar Produk Dairy, ini Faktanya


Jangan biarkan mitos seputar produk dairy menyesatkanmu. (foto: pexels/pixabay)
PRODUK susu dan olahannya atau yang dikenal dengan nama dairy menjadi salah satu sumber gizi yang dibutuhkan tubuh. Dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Jantung Diagram dr Christin Santun Sriati Lumbantobing, M.Gizi, SpGK, mengatakan produk dairy bisa membantu kita melengkapi kebutuhan nutrisi harian.
“Susu sapi segar dan produk olahan susu lainnya, yaitu yogurt dan keju dilengkapi dengan berbagai kandungan baik seperti protein, vitamin A, B1, B2, kalsium, fosfor, dan mineral lainnya,” kata Christin. Oleh karena itu, menurutnya, produk dairy amat baik untuk mendukung kesehatan harian serta menjaga kesehatan jantung dan saraf.
Meski susu baik untuk kesehatan, beberapa orang justru menghindari produk dairy ini karena tersesatkan oleh beberapa mitos yang belum tentu benar. Untuk hal itu, Christin punya penjelasannya.
BACA JUGA:
Mitos: Minum susu di malam hari membuat kita jadi gemuk

Fakta:
Salah satu faktor yang bisa menambah berat badan ialah melewati batas konsumsi kalori harian. Selama kita tidak melewati batas kalori harian, minum susu di malam hari tidak akan berpengaruh pada berat badan kita. Hal yang perlu diperhatikan ialah jarak antara waktu mengonsumsi susu dan tidur di malam hari. “Pastikan memberi waktu yang cukup untuk badan kamu mencerna susu sebelum kamu tidur,” pesannya.
Mitos: Produk dairy yang berbeda, seperti susu dan yogurt, tidak dapat dikonsumsi bersamaan

Fakta:
Mengonsumsi berbagai produk dairy secara bersamaan sebenarnya tidak apa-apa. Bagi para penggemar produk dairy, kamu bisa loh menikmati susu bersama keju, atau susu bersama yogurt. Meski begitu, jangan lupa untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang sewajarnya karena mengonsumsi sesuatu dalam jumlah berlebih tentunya kurang baik. “Misalnya, jika kamu biasa mengonsumsi susu sebanyak 250 ml, coba untuk kurangi takarannya menjadi 150 ml jika ingin mengonsumsinya bersama yogurt atau keju,” jelasnya.
Mitos: Orang yang memiliki intoleransi laktosa (lactose intolerance) sama sekali tidak bisa mengomsumsi susu

Fakta:
Ada beberapa orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa yang dikandung susu. Dengen kondisi itu, saat mengomsumsi susu, tubuh mereka akan bereaksi kurang baik seperti gatal-gatal atau mual.
Kondisi lactose intolerance berbeda dengan alergi. Orang yang memiliki alergi susu sama sekali tidak bisa mengonsumsi susu, tapi mereka dengan intoleransi susu tetap bisa mengonsumsi susu dalam jumlah yang terbatas. Mereka dengan kondisi intoleransi laktosa dapat mengonsumsi sekitar 150-200 ml susu per hari agar tubuh tidak bereaksi.
Ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter gizi untuk memastikan jika kamu memiliki alergi atau intoleransi laktosa susu.
Mitos: Saat susu dimasak, kandungan gizinya akan hilang

Fakta:
Produk susu mengandung protein, vitamin, dan mineral yang rentan mengalami kerusakan saat dimasak. Saat memasak menggunakan bahan produk turunan susu, sebaiknya tidak terlalu lama atau hingga mengeluarkan asap (mencapai smoking point) yang artinya suhu sudah terlalu panas dan kandungan nutrisi di dalamnya sudah mulai terganggu.
Selain mengganggu nutrisi, pemanasan dengan suhu yang terlalu tinggi atau terlalu panas juga dapat mengubah tekstur susu menjadi pecah atau bahkan menggumpal.(dwi)
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
