Jalankan Program Konversi BBM, Pemerintah RI Diminta Contek Pakistan

Sabtu, 31 Oktober 2015 - Luhung Sapto

MerahPutih Bisnis - Pemerintah Indonesia untuk mencontek Pakistan dalam program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG). Pakistan dianggap mampu konsisten untuk mengembangkan energi terbarukan di tengah peperangan yang menyelimuti negara tersebut.

"Harusnya kita bisa konsisten seperti Pakistan," ujar Ketua Umum Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi dalam acara diskusi publik yang diselenggarakan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di kawasan Kramat Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (31/10).

Konversi Tulus mengatakan saat ini sudah ada 2 juta kendaraan di Pakistan yang telah menggunakan BBG. Berbeda jauh dengan Indonesia yang saat ini, baru sekitar 3.500 kendaraan yang menggunakan BBG.

"Pakistan sudah ada 2 juta kendaraan kita sampai saat ini baru ada 3.500 kendaraan," katanya.

Padahal ketersediaan gas dalam negeri di Indonesia lebih banyak ketimbang negara lain. Selain itu secara hitungan tahun, rencana konversi BBM ke BBG terlebih dahulu diinisiasi oleh Indonesia.

"Kita sudah sejak tahun 1995, Pakistan baru tahun 1998. Tapi kita malah tertinggal jauh," sindirnya. Untuk itu, YLKI mendorong pemerintah untuk segera merealisasikan program tersebut. 

Berdasarkan pantauan merahputih.com, pemerintah sepertinya setengah hati menjalankan program konversi BBM ke BBG. Pasalnya, jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) jumlahnya masih terbatas. Itu pun masih harus mengantre dengan Bus TransJakarta yang menggunakan BBG. Fenomena ini dikeluhkan para pengemudi Bajaj dengan BBG. (rfd) 

BACA JUGA:

  1. Dirjen Migas Akui Program Konversi BBM ke BBG Belum Optimal
  2. Kisruh Harga BBM, Bukti Pemerintah Belum Transparan Tetapkan Harga BBM
  3. Indonesia Belum Siap Naik-Turunkan Harga BBM
  4. APRINDO Bingung Jokowi Minta Pertamina Hitung Ulang Harga BBM
  5. Harga BBM Premium Tidak Naik Sampai Akhir 2015

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan