Jadi Sampai Korban Hipotermia! Simak Nih Tips Mendaki Gunung Rinjani Saat Musim Penghujan

Selasa, 11 November 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengeluarkan imbauan keras kepada para pendaki untuk selalu waspada dan bijak selama melakukan pendakian di kawasan Gunung Rinjani saat memasuki musim penghujan.

Kewaspadaan ini sangat ditekankan karena partikel berbahaya dapat terkandung di dalam air hujan, dan kondisi jalur yang licin.

"Hujan tiba, pendaki bijak bersiap dan tetap waspada saat melakukan pendakian di kawasan Gunung Rinjani," ujar Kepala Balai TNGR NTB, Yarman, Selasa (11/11).

Baca juga:

Mulai Oktober, Pendaki Naik Rinjani Wajib Punya Asuransi Premium

Yarman mengakui bahwa Rinjani tetap memancarkan pesonanya meskipun di bawah guyuran hujan. Namun, ia mengingatkan bahwa mendaki di musim hujan menuntut persiapan jauh lebih matang dibandingkan sekadar modal tekad. Hujan harus dijadikan pengingat untuk bertindak lebih bijaksana.

Kiat Mendaki Aman di Musim Hujan

"Hujan boleh turun, tapi jangan biarkan kewaspadaan ikut reda," kata Yarman.

Untuk memastikan keselamatan, TNGR meminta pendaki mempersiapkan diri dengan baik, termasuk:

  1. Mengecek prakiraan cuaca dan status jalur pendakian sebelum keberangkatan.

  2. Menyiapkan perlengkapan anti-air lengkap, seperti jas hujan, cover bag, dry bag, dan sepatu tahan air.

  3. Menjaga suhu tubuh dan energi dengan menggunakan jaket tebal, membawa makanan berkalori tinggi, serta termos air hangat.

  4. Fokus penuh dan waspada terhadap jalur yang berpotensi licin.

Yarman menegaskan bahwa keselamatan adalah prioritas utama. Ia mengingatkan bahwa mencapai puncak bukanlah tujuan utama, melainkan pulang dengan selamat.

Baca juga:

BAIC Indonesia Umumkan Agam Rinjani sebagai Brand Ambassador, Punya Kesamaan Nilai

Untuk mendukung keselamatan pendaki, Tim TNGR dikerahkan secara rutin di titik-titik strategis seperti Pelawangan. Kehadiran mereka tidak hanya untuk pengawasan dan edukasi, tetapi juga sebagai tim reaksi cepat (quick response team) jika terjadi kondisi darurat.

"Karena bagi kami, menjaga alam bukan sekadar pekerjaan. Ini adalah panggilan untuk memastikan setiap langkah pendaki tetap aman, nyaman, dan tidak meninggalkan jejak buruk di tanah Rinjani," tutup Yarman.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan