IPW: Polri Harus Revolusi Mental Korps Reskrim dan Lalu Lintas
Kamis, 05 Maret 2015 -
MerahPutih Nasional - Rapat Pimpinan (Rapim) TNI dan Polri Tahun 2015 berakhir pada Kamis (5/3). Rapim tersebut merupakan Rapim pertama di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Pertanyaannya kemudian, mampukah Rapim Polri kali ini mewujudkan konsep Revolusi Mental Joko Widodo, sehingga masyarakat benar-benar bisa merasakan adanya perbaikan signifikan dan adanya revolusi mental dalam sikap, prilaku, dan kinerja Polri pasca-Rapim 2015.
Menanggapi hal tersebut, Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane berharap Rapim kali ini benar-benar mewujudkan Perubahan di Korps Bhayangkara. Sebelum menjadi penggerak Revolusi Mental bagi masyarakat, lewat Rapim ini Polri mampu menggerakkan dirinya sendiri dan melakukan perubahan signifikan dalam dirinya.
Setidaknya ada dua hal penting yang menjadi catatan serius dan harus dibenahi Korps Polri. Kedua hal tersebut ialah Kinerja Korps Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) dan Korps Lalu Lintas. (Baca Juga: Kronik Bentrokan TNI-Polri Sepanjang 2014)
Pertama, revolusi mental di lingkungan reskrim (reserse dan kriminal). Selama ini sikap, prilaku, dan kinerja reskrim kerap dikeluhkan masyarakat. (Baca:
"Respon terhadap laporan lamban, masyarakat seperti tidak diberi kepastian hukum, rekayasa kasus dan kriminalisasi masih kerap jadi masalah," kata Neta, melalui keterangan tertulis kepada redaksi, Kamis (5/3). (Baca: Lampu Kuning Terorisme, Jokowi Minta Data Intelijen Diperkuat)
Neta yang juga bekas wartawan di salah satu surat kabar terkemuka itu melanjutkan, hal kedua adalah pelayanan jasa lalulintas yang masih dikeluhkan masyarakat. Hal tersebut diperparah dengan kemacetan di kota-kota besar kian parah.
"Sepertinya Polri gagal melakukan rekayasa lalulintas untuk kota-kota besar yang tingkat kemacetannya kian parah," tandas Neta. (bhd)