Ini Sosok yang Mengetahui Secara Rinci Bom Bunuh Diri Sejoli di Makassar

Rabu, 31 Maret 2021 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Mabes Polri mengatakan tiga tersangka baru dalam kasus pengeboman di Makassar yang terjadi pada Minggu (28/3) pagi berjenis kelamin perempuan. Mereka memberikan motivasi kepada Lukman dan Dewi untuk melakukan bom bunuh diri.

“Pertama, MM. Ini perempuan dimana perannya adalah mengetahui persis perencanaan amaliyah Lukman dan Dewi dan memberikan motivasi pada yang bersangkutan,” kata Kabag Penum Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan di Mabes Polri Selasa (30/3).

MM ini juga mendapat motivasi untuk jihad dan syahid dari SAS yang juga telah ditangkap. Mereka ini ikut bersama-sama baiat kepada ISIS.

Baca Juga

Densus Tangkap Terduga Teroris di Condet, Pemprov DKI Awasi Orang-Orang Mencurigakan

Kedua adalah M yang merupakan kakak ipar dari SAS di mana ia juga mengikuti kajian di Villa Mutiara.

Satu lagi adalah MAN. Ia melihat L saat terakhir menggunakan motor berangkat menuju TKP lokasi pada saat rencana bom bunuh diri dan juga mengetahui SAS mengikuti kajian.

"Jadi untuk di Makassar ada 7 orang dalam proses penyidikan. Di mana dua orang pelaku meninggal,” tambahnya.

Personel Brimob mengamankan lokasi saat penggerebekan di rumah terduga teroris di Condet, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021). Dari hasil penggerebekan ditemukan barang bukti berupa lima bom aktif dan jenis bom sumbu yang siap digunakan, lima toples besar bahan pembuatan bom serta bom yang telah siap digunakan seberat 1,5 kilogram. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.
Personel Brimob mengamankan lokasi saat penggerebekan di rumah terduga teroris di Condet, Jakarta Timur, Senin (29/3/2021). Dari hasil penggerebekan ditemukan barang bukti berupa lima bom aktif dan jenis bom sumbu yang siap digunakan, lima toples besar bahan pembuatan bom serta bom yang telah siap digunakan seberat 1,5 kilogram. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.

Sementara, mereka yang tersangkut FPI itu merupakan kelompok atau terafiliasi langsung dengan jaringan Jamaah Ansharu Daulah (JAD). Dimana mereka punya kajian bersama dipimpin mendiang Ustaz Muhammad Basri alias Abu Saif alias Basri.

Basri adalah narapidana teroris yang sempat mendiami lapas high risk Kelas IIA Pasir Putih Nusakambangan. Ia meninggal pada Juli 2018, karena sakit paru-paru akut dan berakhir dengan gagal jantung.

Ramadhan mengatakan, seluruh tersangka teroris yang ditangkap merupakan bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar.

Baca Juga

Polisi Usut Dua Terduga Teroris yang Pernah Hadiri Sidang Rizieq Shihab

Sebelumnya, polisi sempat menangkap 20 terduga teroris di Makassar dari jaringan yang sama pada Januari 2021.

"Sama persis pos mereka di Villa Mutiara yang ditangkap pada tanggal 6 Januari 2021," tutur dia. (Knu)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan