Ini Alat Pereduksi CO2 Karya Mahasiswa ITS

Sabtu, 19 Desember 2020 - Muchammad Yani

INOVASI baru, Tim Antasena asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membesut alat reduksi emisi CO2 bertitel Adsorption, Separation of CO2, O2 and N2 (ASCON), dan Utilization CO2 to Methane (UCM).

Dosen pembimbing Tim Antasena, Dr Agung Purniawan ST M Eng memaparkan, semakin usia tua bumi, kadar CO2 juga meningkat. CO2 banyak ditemui dari gas buang kendaraan bermotor hingga gas emisi rumah tangga.

Baca juga:

5 Tanda Kamu Pernah Kena COVID-19 Tanpa Disadari

"ASCON mengusung sistem separator untuk mengkonversi CO2 menjadi gas bernilai jual seperti oksigen (O2), nitrogen (N2) dan juga metana (CH4)," ujar Agung saat melalui keterangan resminya, Sabtu (19/12).

Bentuk alat dan sistem kerja pereduksi CO2 menjadi gas yang komersial. (Foto: Ist)
Bentuk alat dan sistem kerja pereduksi CO2 menjadi gas yang komersial. (Foto: Ist)

Ia menambahkan, alat ini mampu menyerap emisi rumah tangga melalui exhaust fan. Emisi yang diserap tersebut lalu disimpan pada tangki penyimpanan.

Menurut Agung, emisi gas pada tangki penyimpanan dihisap oleh kompresor menuju mesin separator ASCON yang bisa memisahkan gas-gas menjadi N2, H2O dan CO2.

“Gas CO2 yang sudah dipisahkan akan diproses reaktor hingga menghasilkan CH4,” tandasnya.

Baca juga:

Snapdragon 888 Bawa Inovasi Terdepan Teknologi 5G

Untuk meminimalisir polusi CO2 yang dihasilkan gas buang kendaraan bermotor, Tim Antasena merancang alat bernama UCM yang bisa memanfaatkan reaksi kimia untuk mengubah CO2 menjadi gas metana bernilai ekonomis, UCM juga mampu meningkatkan efisiensi pembakaran kendaraan.

"Kinerja alat ini menyalurkan gas hasil pembakaran mesin kendaraan bermotor ke konverter katalitik. Konverter tersebut mengubah polutan pada gas buangan menjadi polutan yang tak terlalu beracun melalui reaksi oksidasi dan reduksi," terang Agung.

Bentuk alat dan sistem kerja pereduksi CO2 menjadi gas yang komersial. (Foto: Ist)
Bentuk alat dan sistem kerja pereduksi CO2 menjadi gas yang komersial. (Foto: Ist)

Gas yang telah diubah akan direaksikan untuk memperoleh metana. Lalu, sebagian gas yang telah diubah tadi, diinjeksikan kembali ke mesin pembakaran namun gas yang tidak berguna keluar lewat knalpot.

Pada inovasi ini, Tim Antasena sukses membawa pulang medali emas dalam World Invention and Technology Expo (WINTEX) 2020.

Sebelumnya, inovasi ini terlebih dahulu berinisiasi dengan studi literatur dari riset-riset terdahulu yang dilanjutkan dengan perancangan bentuk tiga dimensi. (Andika Eldon/Surabaya)

Baca juga:

Jika Sudah Pernah Terkena COVID-19, Apa Masih Butuh Vaksin?

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan