Inggris Siagakan 1000 Tentara Hadapi Krisis Ukraina Rusia

Kamis, 10 Februari 2022 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Krisis antara Rusian dan Ukrania terus berlangsung. Ketenganan ini, setelah Rusia dituduh mengarahkan 100 ribu tentara ke perbatasan dan diyakini akan segera melancarkan serangan ke Kiev. Pada 2014, Rusia telah mencaplok Semenanjung Krime dari Ukraina. Dan kondisi ini berlangsung sampai saat ini.



Pemerintah Inggris pun, memerintahkan 1.000 tentara dalam keadaan siap untuk memberikan dukungan jika terjadi krisis kemanusiaan di kawasan Eropa.

Baca Juga:

Ukraina dan Rusia Tegang, AS Kirim Pasukan ke Eropa Timur

Inggris mengatakan pada Senin (7/2) pihaknya akan mengirim 350 tentara ke Polandia, setelah mengirim 100 tentara tahun lalu untuk membantu krisis migran di perbatasan Polandia dengan Belarus.

Perintah itu dikeluarkan menjelang kunjungan Perdana Menteri Boris Johnson, untuk menemui para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Polandia pada Kamis (10/2).

PM Johnson akan pergi ke Brussels dan Warsawa, untuk menekankan perlunya berpegang teguh pada prinsip-prinsip NATO, dan membahas cara-cara agar Inggris dapat memberikan dukungan militer. Lawatan ini, salah satu di antara serangkaian diplomasi internasional.

Sementara, Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin awal pekan ini dan Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris di Konferensi Keamanan Munich.

Menteri luar negeri serta menteri pertahanan Inggris juga akan berada di Moskow minggu ini untuk melakukan pembicaraan dengan rekan-rekan mereka.

"Inggris tetap teguh dalam komitmen kami terhadap keamanan Eropa. Sebagai aliansi kami harus menarik garis di tengah salju dan menjelaskan bahwa ada prinsip yang tidak akan kami kompromikan," kata Johnson dikutip Antara.

Ukraina. (Foto: Antara)
Ukraina. (Foto: Antara)

Kantor Johnson, Rabu (9/2), mengulang peringatan, serangan militer lebih lanjut ke Ukraina oleh Rusia kemungkinan akan menyebabkan pengungsian orang secara besar-besaran di perbatasan Eropa. Keadaan itu dikhawatirkan bisa berdampak pada negara-negara seperti Polandia dan Lithuania.

Sementara, Paus Fransiskus mengatakan, perang di Ukraina akan menjadi "kegilaan" dan berharap ketegangan antara negara itu dan Rusia bisa diselesaikan melalui dialog multilateral.

"Mari kita terus memohon kepada Tuhan agar ketegangan dan ancaman perang dapat diatasi melalui dialog yang serius dan agar pembicaraan Normandy Format dapat berkontribusi untuk tujuan ini,” kata saat berbicara pada audiensi umum, Rabu (9/2).

Baca Juga:

Rusia-Ukraina Makin Panas, Finlandia Ikut Tegang

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan