Industri Baterai Kendaraan Listrik Kian Menjanjikan

Rabu, 27 Oktober 2021 - Raden Yusuf Nayamenggala

PENGEMBANGAN industri baterai kendaraan listrik di Indonesia sangat menjanjikan, mengingat Indonesia memiliki sumber daya bahan baku baterai seperti nikel dan kobalt yang besar.

Hal tersebut dipaparkan oleh Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, setelah menandatangani nota kesepahaman pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan Hyundai.

Baca Juga:

IMI Dukung Penuh Pengembangan Motor Listrik Karya Anak Bangsa

"Bahkan sejak tahun 2018, Indonesia telah diakui sebagai raja nikel dunia karena menguasai 21 miliar ton atau sekitar 30 persen cadangan dan sumber daya nikel dunia," tutur Bambang Soesatyo, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Indonesia juga memiliki kekayaan material komponen penting, untuk industri baterai (Foto: pixabay/joenomias)

Pria yang akrab disapa Bamsoet tersebut pun mengatakan, bahwa Indonesia juga memiliki kekayaan material komponen penting, untuk industri baterai selain nikel. Seperti halnya 1,2 miliar ton aluminium, 51 miliar ton tembaga dan 43 miliar ton mangan.

Karena melimpahnya sumber daya tersebut, Bamsoet berpendapat bahwa kendaraan listrik punya prospek cerah di Indonesia. Karena, selain jumlah penduduk yang besar, sebanyak 115 juta penduduk Indoneia pun berpotensi naik status menjadi kelas menengah. Kondisi itu berpotensi meningkatkan permintaan dan penjualan kendaraan listrik.

"Dalam road map pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang disusun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi sepeda motor listrik pada tahun 2030 diproyeksikan mencapai 13 juta unit, sedangkan mobil listrik mencapai 2,2 juta unit," jelas Bamsoet.

Baca Juga:

Motor Listrik BL-SEV01 Uji Coba Jakarta-Mandalika

Perihal terget tersebut, Bambang Soesatyo menilai sangat realistis. Karena, berdasarkan data BPS dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), per Januari 2021, jumlah sepeda motor yang beredar di Indonesia mencapai 147,75 juta unit. Sementara kendaraan roda empat mencapai 24,6 juta unit.

Kendaraan listrik ramah lingkungan (Foto: pixabay/mohamed_hassan)

Presiden Joko Widodo pun sudah mengeluarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, sebagai salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam mengembangkan kendaraan listrik.

Menariknya Indonesia pun telah mendirikan Indonesia Battery Corporation (IBC), sebuah holding yang dibentuk oleh 4 BUMN, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Aneka Tambang Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT. PLN (Persero). Adapun tujuan dari IBC ialah untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Indonesia.

Bamsoet menjelaskan, dengan mendorong percepatan migrasi ke kendaraan listrik, maka Indonesia bisa mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM), sekaligus mengurangi beban subsidi BBM yang harus ditanggung negara. Selain itu, ketahanan energi nasional pun meningkat.

"Penggunaan energi listrik yang ramah lingkungan juga bisa menjaga kondisi bumi tetap terjaga dengan baik. Mengingat sekitar 60 persen kontributor polusi udara di Indonesia disebabkan kendaraan bermotor," ujarnya. (Ryn)

Baca Juga:

Aston Martin Pamerkan Motor Perdana

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan