Industri Baterai Kendaraan Listrik Kian Menjanjikan


Industri baterai kendaraan listrik cukup menjanjikan di Indonesia (foto: pixabay/mikes-photography)
PENGEMBANGAN industri baterai kendaraan listrik di Indonesia sangat menjanjikan, mengingat Indonesia memiliki sumber daya bahan baku baterai seperti nikel dan kobalt yang besar.
Hal tersebut dipaparkan oleh Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo, setelah menandatangani nota kesepahaman pengembangan ekosistem kendaraan listrik dengan Hyundai.
Baca Juga:
IMI Dukung Penuh Pengembangan Motor Listrik Karya Anak Bangsa
"Bahkan sejak tahun 2018, Indonesia telah diakui sebagai raja nikel dunia karena menguasai 21 miliar ton atau sekitar 30 persen cadangan dan sumber daya nikel dunia," tutur Bambang Soesatyo, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Pria yang akrab disapa Bamsoet tersebut pun mengatakan, bahwa Indonesia juga memiliki kekayaan material komponen penting, untuk industri baterai selain nikel. Seperti halnya 1,2 miliar ton aluminium, 51 miliar ton tembaga dan 43 miliar ton mangan.
Karena melimpahnya sumber daya tersebut, Bamsoet berpendapat bahwa kendaraan listrik punya prospek cerah di Indonesia. Karena, selain jumlah penduduk yang besar, sebanyak 115 juta penduduk Indoneia pun berpotensi naik status menjadi kelas menengah. Kondisi itu berpotensi meningkatkan permintaan dan penjualan kendaraan listrik.
"Dalam road map pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang disusun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi sepeda motor listrik pada tahun 2030 diproyeksikan mencapai 13 juta unit, sedangkan mobil listrik mencapai 2,2 juta unit," jelas Bamsoet.
Baca Juga:
Perihal terget tersebut, Bambang Soesatyo menilai sangat realistis. Karena, berdasarkan data BPS dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), per Januari 2021, jumlah sepeda motor yang beredar di Indonesia mencapai 147,75 juta unit. Sementara kendaraan roda empat mencapai 24,6 juta unit.

Presiden Joko Widodo pun sudah mengeluarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019, tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, sebagai salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam mengembangkan kendaraan listrik.
Menariknya Indonesia pun telah mendirikan Indonesia Battery Corporation (IBC), sebuah holding yang dibentuk oleh 4 BUMN, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Aneka Tambang Tbk, PT Pertamina (Persero), dan PT. PLN (Persero). Adapun tujuan dari IBC ialah untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Indonesia.
Bamsoet menjelaskan, dengan mendorong percepatan migrasi ke kendaraan listrik, maka Indonesia bisa mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM), sekaligus mengurangi beban subsidi BBM yang harus ditanggung negara. Selain itu, ketahanan energi nasional pun meningkat.
"Penggunaan energi listrik yang ramah lingkungan juga bisa menjaga kondisi bumi tetap terjaga dengan baik. Mengingat sekitar 60 persen kontributor polusi udara di Indonesia disebabkan kendaraan bermotor," ujarnya. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Tren Mobil Listrik Melesat di Indonesia: Konsumen Kian Matang, Infrastruktur Jadi Kunci

Mobil Listrik Premium BMW Jadi Sustainable Mobility Partner Maybank Marathon 2025

Mobil Listrik New Toyota bZ4X Produksi Lokal Mejeng di Ajang Otomotif GIIAS 2025

6 Mobil Listrik BYD Jadi Primadona di GIIAS 2025, Langsung Diserbu Pengunjung!

Melihat 2 Mobil Listrik Baru Toyota di GIIAS 2025, Ada yang Diproduksi Lokal

Pamerkan SUV Listrik Hasil Kolaborasi NMAA x Cellos, Chery Luncurkan J6 Modification Contest 2025 di GIIAS

LEPAS Resmi Debut di Indonesia lewat GIIAS 2025, Hadirkan Tiga Model Mobil Listrik Andalan

MINI Indonesia Hadirkan MINI JCW 66 Collection dan MINI Countryman di Ajang GIIAS 2025

VinFast Indonesia Resmi Luncurkan VinFast VF7 dalam Ajang Otomotif GIIAS 2025

BYD Atto 1 Resmi Meluncur di GIIAS 2025, Mobil Listrik Mungil untuk Kota Besar
