Indonesia Terus Jajaki Pengadaan Vaksin Dengan Berbagai Produsen

Jumat, 11 September 2020 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Indonesia terus melakukan penjajakan dengan produsen vaksin selain Sinovac, asal Tiongkok, agar vaksin bisa tersedia dan menjamin seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapatkanya.

Penjajakan dilakukan dengan Astrazaneca, Cansino, ataupun Pfizer, selain itu dengan CEPI WHO dan UNICEF PBB.

"Ini terus kita jajaki," ujar Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir di Bandung, Jumat (11/9).

Baca Juga:

Begini Kronologi Relawan Vaksin COVID-19 Terpapar Virus Corona

Erick Thohir memastikan, 300 juta dosis vaksin bakal tersedia pada tahun 2021. Namun jumlah tersebut, belum mencukupi untuk membantu dan menjamin seluruh populasi masyarakat Indonesia.

Alasanya, kata Erick, setiap individu memerlukan vaksin dengan dua suntikan. Dengan demikian, 300 juta vaksin tersebut baru untuk memenuhi vaksin bagi 170 juta rakyat Indonesia.

Menteri BUMN Erick Thohir
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: bumn.go.id)

Erick membandingkan, dengan beberapa negara seperti Inggris memesan tiga sampai dengan empat kali dari vaksin yang dibutuhkan. Bahkan, saat ini, Jepang bersama Pfizer mendapatkan 100 persen vaksin untuk populasi masyarakat Jepang.

"Kalau sampai 70 persen populasi Indonesia bisa terjangkau, maka kita harapkan pada tahun 2022 atau bahkan pada tahun 2021 sekitar 30 persen kekurangan vaksin dari total vaksin yang tersedia bisa didapatkan," katanya.

Baca Juga:

Fasilitas Lengkap Bagi Relawan Disuntik Placebo dan Vaksin COVID-19

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan