IDAI Minta Pemerintah Beri Perhatian Bahaya Gula, seperti pada Rokok

Rabu, 27 November 2024 - Frengky Aruan

MerahPutih.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta pemerintah untuk memberi perhatian terhadap bahaya gula. Seperti halnya rokok.

Ketua Pengurus Pusat IDAI Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K) juga menyarankan pemerintah mengatur pencantuman takaran gula pada kemasan setiap makanan yang dapat dikonsumsi oleh anak-anak.

"Saya kira sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian, sebagaimana pada bahaya rokok, terhadap bahaya gula ini," katanya dalam diskusi daring Selasa (26/11), dikutip dari Antara.

"Misalnya, memberi setiap minuman manis (kadar gulanya) setara dengan berapa sendok gula pasir," katanya.

Piprim menjelaskan bahwa pencantuman takaran gula pada makanan dapat membantu meningkatkan perhatian orang tua terhadap kadar gula dalam makanan anak. Apalagi prevalensi diabetes pada anak cenderung meningkat.

Baca juga:

Pemerintah Diminta Tetapkan Standar Regulasi Produk dengan Kandungan Timbal Tinggi

Menurut data IDAI pada pertengahan tahun 2022 prevalensi diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dibandingkan tahun 2010. IDAI mencatat dua kasus diabetes per 100 ribu anak.

"Kenapa gula ini begitu berbahaya? Karena gula tidak dianggap berbahaya. Berbeda dengan rokok misalkan, rokok itu dianggap berbahaya karena ada tulisan 'rokok dapat membunuhmu'," kata Piprim.

"Tapi kalau gula? Sampai saat ini kita belum melihat peringatan terhadap minuman atau makanan yang mengandung gula tinggi," tambahnya.

Ia melanjutkan bahwa makanan dan minuman di pasaran sebagian besar mengandung gula atau pemanis buatan. Jika dikonsumsi terus-menerus bisa membahayakan kesehatan.

Ketika anak mengonsumsi makanan yang mengandung gula atau karbohidrat cepat serap maka kadar gula darah anak akan cepat melonjak dan kemudian menurun secara cepat.

"Inilah yang memicu anak menjadi crancky, lapar, mengamuk, dan akan reda bila diberikan gula lagi," kata Piprim.

"Begitu terus, sehingga terjadi lingkaran setan, dan akhirnya anak menjadi adiksi, over-nutrisi, over-kalori, dan akhirnya terjadilah PTM seperti diabetes melitus, hipertensi, ginjal, dan lain sebagainya," katanya.

Piprim menekankan pentingnya mencegah anak-anak mengonsumsi gula berlebihan untuk melindungi mereka dari risiko penyakit tidak menular (PTM). (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan