Hiperseks Bukan Masalah Libido Saja
Jumat, 15 September 2017 -
BANYAK orang menyebutkan hiperseks sebagai dorongan atau hasrat seks yang berlebihan. Tidak ada yang salah dari pernyataan itu, hiperseks bukan melulu tentang libido melainkan penyakit.
Hiperseks atau kecanduan seks mendorong pengidapnya untuk selalu berada dalam seks. Baik itu berpikir maupun melakukan aktivitas seks. Namun disisi lain pengidapnya menyadari dirinya menjadi pecandu seks dan tak mampu menghentikannya. Seperti halnya pecandu narkoba, maka dosis pecandu seks terus meningkat sejalan dengan waktu.
Dalam diri pengidap hiperseks selalu muncul dorongan untuk mendapatkan seks, meskipun ia sendiri tidak mengetahui untuk apa melakukannya. Pengidapnya tidak mampu mengontrol dorongan ini dan hanya maunya memenuhinya saja.
Meskipun belum ada tulisan pasti mengenai gejala munculnya hiperseks ini, namun para pakar setuju melihat latar belakang anak-anak menyumbangkan perilaku ini. Dapat pula karena pengalaman kekerasan seksual yang pernah didapatnya.
Kehidupannya tak pernah lepas dari aktivitas seks, seperti menonton film porno saban ada kesempatan. Otaknya hanya berpikir untuk seks saja, mencari tahu tentang seks dan melakukan aktivitas seks. Sayangnya pecandu seks ini dalam melakukan aktivitas seks bukan untuk alasannya kenyamanan dan kesenangan, namun lebih pada ia melakukannya begitu saja tanpa alasan apapun. Akibatnya pun beragam mulai dari hubungan yang tidak baik dengan pasangan sampai mendapatkan penyakit kelamin.
Ada baiknya bila pecandu seks ini menyadari bahwa tindakannya salah, mencari saran medis dan kejiwaan agar masalahnya dapat diselesaikan. Dengan pengobatan yang tepat kecanduan seks dapat dihentikan. (psr)