Hati-Hati! Penularan Polio Bisa Melalui Tinja

Rabu, 17 Juli 2024 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Cakupan imunisasi polio di Indonesia menurun sejak munculnya pandemi COVID-19. Karenanya, 30 provinsi yang mencakup 415 kabupaten kota berisiko tinggi terkena polio.

Berdasarkan data Kemenkes, terjadi penurunan cakupan vaksin polio, baik OPV maupun IPV sejak 2 tahun terakhir. Di tahun 2020 misalnya, cakupan vaksinasi OPV mencapai 86,8 persen, kemudian menurun pada tahun 2021 menjadi 80,2 persen.

Selain itu, banyak daerah dengan cakupan vaksinasi yang kurang dari 50 persen sejak tahun 2020.

Dokter spesialis anak lulusan Universitas Indonesia (UI) dr. Wanda Gautami, SpA mengungkapkan, penularan virus polio dapat terjadi apabila seseorang berkontak dengan tinja yang sudah terinveksi virus tersebut.

Baca juga:

4,7 Juta Anak di Jatim Sudah Terima Imunisasi Polio

"Tinjanya, misal, ada di air atau makanan yang dikonsumsi, itu akan jadi bahan penularan. Atau tangan menyentuh barang yang berkontak dengan tinja dari orang yang terinveksi, virus itu masuk ke mulut,” kata Wanda dalam diskusi daring, Selasa (16/7).

Ia memaparkan, di luar Jakarta, masih banyak rumah yang belum memiliki jamban sehingga masih buang air besar di kali. Hal inilah yang akhirnya bisa mencemari lingkungan dan bisa menyebarkan virus polio.

Selain itu penularan polio juga bisa terjadi melalui air liur. Misalnya, berbagi makanan dengan orang lain atau bergantian alat makan.

Selain berkontak dengan orang yang terjangkit virus polio, riwayat vaksin yang tidak lengkap juga bisa meningkatkan risiko anak terkena polio.

Baca juga:

Pekan Pertama PIN Polio Solo Tembus 92 Persen, Tak Ada Warga Menolak

"Sebab, tubuh tidak memiliki antibodi untuk mencegah atau melawan virus polio tersebut," katanya. (*)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan