Hari Pendidikan Nasional, Riwayat Kurikulum di Indonesia

Selasa, 02 Mei 2023 - Hendaru Tri Hanggoro

HARI Pendidikan Nasional (Hardiknas) jatuh saban 2 Mei. Tanggal tersebut dipilih karena jadi waktu kelahiran Ki Hajar Dewantara, Menteri Pendidikan pertama Indonesia. Hardiknas menjadi bentuk tanda jasa atas perjuangan Ki Hajar Dewantara bagi pendidikan di Indonesia.

Hardiknas mengingatkan kita untuk flashback ke awal masa pendidikan di Indonesia hingga saat ini. Tahukah kamu bahwa sistem pendidikan di Indonesia juga berubah dari masa ke masa?

Sebelumnya, sistem pendidikan di Indonesia menggunakan wajib belajar 9 tahun: 6 tahun sekolah dasar (SD) dan 3 tahun sekolah menengah pertama (SMP).

Namun, sekarang sistem tersebut sudah tidak berlaku, karena pemerintah meningkatkan wajib belajar menjadi 12 tahun: 6 tahun SD, 3 tahun SMP dan 3 tahun sekolah menengah atas (SMA).

Sejarah Hardiknas diisi oleh gonta-ganti kurikulum. Pergantian kurikulum berlandas pada perubahan tantangan dan kebutuhan zaman. Berikut kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia.

Baca juga:

5 Fakta tentang Ki Hajar Dewantara, Sudah Tahu?

hardiknas
Pendidikan di Indonesia berlandaskan atas Pancasila, yang merupakan ideologi dasar bagi keseluruhan kegiatan di Indonesia. (Foto: Freepik/Jcomp)

1. Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947

Kurikulum pertama yang digunakan pendidikan Indonesia pada masa kemerdekaan. Masyarakat Indonesia harus mengerti tentang pemerintahan dan politik supaya bisa menggantikan posisi Belanda di pemerintahan Indonesia. Itulah mengapa karakteristik dari kurikulum ini adalah pembentukan karakter bangsa.

2. Kurikulum Rentjana Pelajaran Terurai 1952


Kurikulum pertama masih berfokus pada pembentukan karakter bangsa dan belum merambah mata pelajaran lain, maka pada kurikulum yang kedua ini, muatannya disempurnakan. Ada pembentukan silabus sehingga pendidik bisa lebih fokus dalam memberikan materi pelajaran kepada peserta didik.

3. Kurikulum Rentjana Pendidikan 1964


Kurikulum ini memunculkan lima bidang studi (Pancawardhana) yang diajarkan di sekolah-sekolah Indonesia, yaitu perkembangan moral, perkembangan kecerdasan, perkembangan keprigelan/keterampilan, perkembangan jasmani, dan perkembangan emosional-artistik.

4. Kurikulum 1968


Kurikulum ini berfokus pada pembentukan bangsa Indonesia sejati. Melalui kurikulum ini, diharapkan peserta didik bisa menjadi sehat, kuat, bermoral, cerdas, dan yakin terhadap agama yang dianut. Selain Pancasila, kurikulum ini juga menggunakan UUD 1945 sebagai dasar pendidikan.

Baca juga:

Tanamkan Jiwa NKRI Anak-Anak Perbatasan Lewat Pemerataan Pendidikan

hardiknas
Sebelum pendidikan di Indonesia bisa dinikmati oleh semua kalangan, Belanda sudah memperkenalkan pendidikan formal. (Foto: Freepik/Pressfoto)

5. Kurikulum Pendidikan 1975


Kurikulum ini baru diaplikasikan pada 1976. Karakteristik kurikulum ini adalah efektifitas dan efisiensi serta pengembangan kepribadian dalam segala aspek.

6. Kurikulum Pendidikan 1984


Peserta didik dituntut aktif untuk mengikuti pendidikan. Bukan hanya menerima materi, melainkan juga mempraktikannya. Peserta didik juga bisa mengaplikasikan metode pembelajaran atau teori tersebut.

7. Kurikulum 1994 dengan Suplemen Kurikulum 1999


Pemerintah memunculkan mata pelajaran baru seperti muatan nasional dan muatan lokal, mencakup bahasa daerah, kesenian, dan keterampilan.

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004


Karakteristik kurikulum ini adalah capaian kompetensi bagi peserta didik yang berorientasi pada hasil pembelajaran. Nah, di sinilah ada pemilihan kompetensi sesuai minat peserta didik.

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006


Karakteristik kurikulum terletak pada standar kompetensi dasar. Dalam kurikulum ini, tenaga pendidik diharapkan bisa mengembangkan rencana pembelajaran secara mandiri sesuai dengan kondisi daerah sekolah berada.

10. Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 lebih menekankan pada kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam kurikulum ini, tenaga pendidik diharapkan bisa mendorong peserta didik untuk lebih aktif lagi.

Ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia agar dapat mencapai standar pendidikan yang lebih baik dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional bertujuan mengajak masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dengan begitu, pendidikan di Indonesia dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pembangunan bangsa dan negara. (dgs)

Baca juga:

Menteri Muhadjir Berharap Hardiknas Jadi Momentum Perkuat Pendidikan Karakter

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan