Harga Minyak Melonjak, Korsel Potong Pajak Produk Minyak 30 Persen
Selasa, 05 April 2022 -
MerahPutih.com - Invasi Rusia ke Ukraina mendorong haga minyak mentah dunia melonjak 45 persen dibandingakan selama periode akhir 2021, menjadi rata-rata USD 114 per barel atau tertinggi dalam tujuh tahun.
Lonjakan harga minyak ini, membuat harga bahan bakar yang biasa dikonsumsi masyarakat dunia harus naik atau disubsidi pemerintah.
Baca Juga:
Rusia Mulai Wajibkan Pembelian Gas dan Minyak Pakai Mata Uang Rubel
Menteri Keuangan Korea Selatan mengatakan negara itu akan memperpanjang pemotongan pajak atas produk minyak sebesar 30 persen, dari 20 persen saat ini, selama tiga bulan untuk meminimalkan dampak dari melonjaknya harga-harga energi akibat konflik Rusia-Ukraina.
"Inflasi adalah masalah yang paling penting dan serius saat ini. Pemerintah akan meningkatkan upaya untuk meminimalkan dampaknya dalam menghadapi tekanan harga-harga tanpa henti," ujar Menteri Keuangan Hong Nam-ki dikutip Antara.
Data pada Selasa menunjukkan inflasi konsumen Korea Selatan meningkat menjadi 4,1 persen, kenaikan tercepat sejak 2011, didorong oleh kenaikan harga-harga energi dan komoditas.
Harga minyak naik tajam lebih dari tiga persen pada akhir perdagangan Selasa (5/4) pagi WIB, karena investor khawatir tentang pasokan yang lebih ketat akibat meningkatnya tekanan terhadap negara-negara Eropa untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi pada sektor energi Rusia.

Patokan global minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni melonjak USD 3,14 atau 3,0 persen, menjadi menetap di USD 107,53 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei bertambah USD 4,01 atau 4,0 persen, menjadi ditutup USD 103,28 per barel.
Sejak invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina, sanksi dan penghindaran pembeli terhadap minyak Rusia telah mengurangi produksi dan meningkatkan kekhawatiran pasokan yang lebih ketat.
Baca Juga:
Harga Minyak Dunia Tinggi, Pertamax Bisa Tembus Rp 16 Ribu