Hamidi: Mengedukasi Sampah Menjadi Bahan Bakar Sekelas Bensin
Rabu, 12 Oktober 2016 -
Persoalan sampah di wilayah Jakarta dan sekitarnya, termasuk Tangerang merupakan problem yang saat ini belum bisa ditangani secara optimal. Selain karena semakin meningkatnya populasi pertumbuhan penduduk, juga karena masih sedikitnya masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengedukasi sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis.
Namun tidak untuk Hamidi (37), sarjana lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, yang saat ini berkonsentrasi mengolah sampah sintetis menjadi bahan bakar alternatif sekelas bensin, solar, dan minyak tanah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Rawa Kucing Kota Tangerang. Dengan alat yang ia rancang, dalam 1 hari ia mampu mengolah 40 kilo sampah sintetis menjadi 32 liter bahan bakar sekelas bensin, solar atau minyak tanah.
"Karena kapasaitas mesinnya ini sekala kecil, saya buat untuk rumahan, jadi hanya bisa menghasilkan sekitar 32 liter, atau memproduksi 40 kilo sampah sintetis," ujar Hamidi kepada merahputih.com, Rabu (11/10).
Sistem kerja alat yang oleh Hamidi dibernama MD Plast ini, sampah sintetis dipanaskan di dalam tabung reaktor dengan volume 150 drajat. "Kalau panasnya sudah mencapai seratus derajat lebih, akan mengasilkan cairan bening, dan nanti akan terpisah secara otomatis. Ada yang menjadi bensin, solar, dan minyak tanah," katanya.
Untuk saat ini, sistem operasional kerja MD Plast yang dirancang oleh Hamidi ini menggunakan bahan bakar oli bekas. Saat ini, ia sedang melakukan berbagai eksperimen, bagaimana agar ke depan, untuk
berproduksi bisa menggunakan bahan bakar yang dihasilkan oleh mesin tersebut.
"Sementara masih pakai oli bekas yang tidak terpakai. Ke depan, kita masih melakukan eksperimen-eksperimen, supaya bisa pakai bahan bakar dari hasil mesin ini," tandasnya. (Wid)
BACA JUGA: