Hak Angket dengan Alasan Kecurangan Pemilu Bakal Jauh Panggang dari Api
Jumat, 23 Februari 2024 -
Merahputih.com - Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa Timur Partai Golkar, Misbakhun menegaskan bahwa rakyat Indonesia sudah menunggu siapa presiden dan wakil presiden terpilih untuk periode 2024-2029. Rakyat juga sudah ingin mengetahui calon legislator yang terpilih untuk kursi DPR maupun DPRD provinsi dan kabupaten/kota masa jabatan 2024-2029.
Oleh karena itu, Misbakhun menganggap tidak ada alasan kuat untuk menggulirkan dan menggunakan hak angket DPR atas dugaan kecurangan pemilu yang sudah berjalan dengan damai dan tertib. Menurutnya, Kalah dan menang dalam pemilu itu proses demokrasi yang ditentukan oleh pilihan rakyat.
Baca Juga:
Real Count Pileg 2024 Sementara: Suara PDIP dan Golkar Tipis
"Kalau kemudian kalah oleh pilihan rakyat, lalu menggunakan mekanisme Hak Angket DPR RI dengan alasan kecurangan pemilu, itu jauh panggang dari api,” kata Misbakhun dalam keterangannya, Kamis (22/2).
Ia juga menyatakan penggunaan hak angket tanpa disertai dokumen untuk alat pembuktian yang memadai justru akan membingungkan rakyat. Misbakhun beralasan rakyat sangat ingin kembali menjalani aktivitas normal setelah melalui tensi tinggi dalam Pemilu 2024.
“Kasihan rakyat kalau dibuat bingung. Berikan kesempatan rakyat untuk kembali kepada aktivitas hidup yang normal setelah ketegangan dalam proses politik ini,” ujarnya.
Baca Juga:
Chong Sung Kim Urutan Kedua Caleg Golkar di Dapil 'Neraka'
Selain itu, Misbakhun juga menganggap penggunaan hak angket di DPR bukanlah proses politik yang mudah. Menurut dia, Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) mengatur syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan hak angket.
“Tahapan administrasi pengajuannya juga ada aturannya. Harus hati-hati, jangan sampai malah menaikkan suhu politik yang sudah kondusif,” ujar salah satu inisiator Pansus Angket Bank Century ini.
Baca Juga:
Ganjar Dorong Parpol Pengusung Gulirkan Hak Angket Dugaan Kecurangan Pilpres 2024
Menurut Misbakhun, ada hal lain yang harus diperhatikan, yakni dunia usaha yang membutuhkan ketenangan di politik.
“Politik yang stabil akan mendukung iklim usaha bisa berjalan dengan baik dan bisa berkembang sehingga berkontribusi bagi perekonomian nasional,” pungkasnya. (Pon)