Generasi Muda Membutuhkan Panduan Literasi Keamanan Digital

Rabu, 13 Oktober 2021 - Raden Yusuf Nayamenggala

GENERASI muda membutuhkan panduan literasi keamanan digital, agar bisa mengoptimalkan internet sebagai sarana belajar dan berinteraksi dengan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan oleh Dewan Pengarah Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Novi Kurnia.

Baca Juga:

Dukung Persiapan SDM Digital, Huawei Beri Pelatihan Siswa SMK

Literasi keamanan digital ini dibutuhkan generasi muda, agar menjadi warga digital yang bijak dan bertanggungjawab (Foto: Pixabay/stocksnap)

Menurut Novi, Literasi keamanan digital ini dibutuhkan generasi muda, agar menjadi warga digital yang bijak dan bertanggungjawab.

"Dengan memahami ruang digital dan bagaimana beraktivitas secara aman di ruang ini, anak dan remaja bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia digital baik dalam belajar di sekolah maupun berinteraksi di masyarakat," tutur Novie Kurnia, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Lebih lanjut Novi menambahkan, bahwa selain orang tua, peran guru atau pengajar sebagai pembimbing anak di sekolah sangat penting. Yakni untuk membantu anak meningkatkan kecakapan dalam bermedia digital.

Menurut hasil survei dari Neurosensum Indonesia Consumers Trend 2021: Social Media Impact on Kids, lebih dari 80 persen anak-anak di Indonesia terpapar media sosial dan platform digital lainnya sejak usia dini.

itu membuat anak dan remaja menjadi lebih rentan dengan risiko keamanan digital. Termasuk soal privasi, keamanan dan perundungan siber.

Karena itu, Kominfo serta platform distribusi video menghadirkan buku Panduan Keamanan Digital Untuk Pengajar. Buku tersebut menyediakan tiga topik berbeda tentang keamanan di dunia maya. Dari mulai privasi dan keamanan, ujaran kebencian, perundungan, hingga kesejahteraan digital.

Baca Juga:

Kemenparekraf Dorong UMKM untuk Manfaatkan Dompet Digital

Penting untuk anak dalam memahami ruang digital (Foto: Ppixabay/pexels)

Setiap topik tersebut akan menyediakan rangkuman, panduan diskusi serta ide untuk aktivitas, yang mudah diadaptasi oleh guru, sesuai dengan gaya mengajar serta kebutuhan anak didiknya.

Hadirnya buku panduan tersebut pun mendapat apresiasi oleh pengajar, yang diwakili oleh Ira Mirawati, seorang pengajar yang juga menjalankan platform sobatmu.com, sebuah wadah konsultasi untuk berbagai masalah yang dihadapi remaja.

Menurut Ira, sebagai orang dewasa yang menghabiskan banyak waktu dengan anak didiknya, perlu memberikan ruang yang nyaman bagi mereka, untuk mau mendiskusikan dan belajar memahami, bahwa keamanan privasi dan jejak digital ada di tangan mereka.

"Hadirnya buku panduan ini tentu akan sangat membantu para pengajar untuk memahami cara mengangkat topik-topik sensitif ini, tanpa membuat para anak didiknya merasa canggung dan menutup diri," jelas Ira.

Bertepatan dengan Hari Guru Sedunia, buku panduan tersebut sudah tersedia di literasidigital.id, yang dikelola oleh Siberkreasi dan bisa diakses oleh siapapun. Seperti halnya para pengajar yang ada di seluruh Indonesia. (Ryn)

Baca Juga:

Pandemi COVID-19 Dorong Pertumbuhan Transaksi Digital

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan