Generasi Muda Membutuhkan Panduan Literasi Keamanan Digital


Literasi digital sangat penting bagi generasi muda (Foto: Pixabay/sasint)
GENERASI muda membutuhkan panduan literasi keamanan digital, agar bisa mengoptimalkan internet sebagai sarana belajar dan berinteraksi dengan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan oleh Dewan Pengarah Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Novi Kurnia.
Baca Juga:
Dukung Persiapan SDM Digital, Huawei Beri Pelatihan Siswa SMK

Menurut Novi, Literasi keamanan digital ini dibutuhkan generasi muda, agar menjadi warga digital yang bijak dan bertanggungjawab.
"Dengan memahami ruang digital dan bagaimana beraktivitas secara aman di ruang ini, anak dan remaja bisa lebih siap dalam menghadapi tantangan dunia digital baik dalam belajar di sekolah maupun berinteraksi di masyarakat," tutur Novie Kurnia, seperti yang dikutip dari laman Antara.
Lebih lanjut Novi menambahkan, bahwa selain orang tua, peran guru atau pengajar sebagai pembimbing anak di sekolah sangat penting. Yakni untuk membantu anak meningkatkan kecakapan dalam bermedia digital.
Menurut hasil survei dari Neurosensum Indonesia Consumers Trend 2021: Social Media Impact on Kids, lebih dari 80 persen anak-anak di Indonesia terpapar media sosial dan platform digital lainnya sejak usia dini.
itu membuat anak dan remaja menjadi lebih rentan dengan risiko keamanan digital. Termasuk soal privasi, keamanan dan perundungan siber.
Karena itu, Kominfo serta platform distribusi video menghadirkan buku Panduan Keamanan Digital Untuk Pengajar. Buku tersebut menyediakan tiga topik berbeda tentang keamanan di dunia maya. Dari mulai privasi dan keamanan, ujaran kebencian, perundungan, hingga kesejahteraan digital.
Baca Juga:

Setiap topik tersebut akan menyediakan rangkuman, panduan diskusi serta ide untuk aktivitas, yang mudah diadaptasi oleh guru, sesuai dengan gaya mengajar serta kebutuhan anak didiknya.
Hadirnya buku panduan tersebut pun mendapat apresiasi oleh pengajar, yang diwakili oleh Ira Mirawati, seorang pengajar yang juga menjalankan platform sobatmu.com, sebuah wadah konsultasi untuk berbagai masalah yang dihadapi remaja.
Menurut Ira, sebagai orang dewasa yang menghabiskan banyak waktu dengan anak didiknya, perlu memberikan ruang yang nyaman bagi mereka, untuk mau mendiskusikan dan belajar memahami, bahwa keamanan privasi dan jejak digital ada di tangan mereka.
"Hadirnya buku panduan ini tentu akan sangat membantu para pengajar untuk memahami cara mengangkat topik-topik sensitif ini, tanpa membuat para anak didiknya merasa canggung dan menutup diri," jelas Ira.
Bertepatan dengan Hari Guru Sedunia, buku panduan tersebut sudah tersedia di literasidigital.id, yang dikelola oleh Siberkreasi dan bisa diakses oleh siapapun. Seperti halnya para pengajar yang ada di seluruh Indonesia. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Analisis Sentimen Pasar Bisa Jadi Strategi Pahami Dinamika Harga Aset Kripto

UOB My Digital Space Bekali 90 Ribu Pelajar Indonesia dengan Keterampilan Digital, Gandeng Ruangguru sebagai Mitra

Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta

ABI Tegaskan DRX Token Sebagai Proyek Aset Digital Yang Miliki Potensi Besar di Indonesia

Cegah Anak Kecanduan Ponsel, Masjid-Masjid di Jakarta Bikin Pojok Baca

Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran

Bye Antre TPS! Indonesia Siap-Siap Pemilu Digital 2029, Netizen: Dari Mana Duitnya?

3 Tantangan Kesejangan Digital di Indonesia, Perlu Tiru China dan India Agar Segera Maju

Pemerintah Putus Akses Layanan Digital eBay, KLM dan Bathandbodyworks

Bukan Cuma Batasi, PP Tunas Ternyata Bisa Jadi Kunci Literasi Digital Masa Depan Anak
